Selama bertahun-tahun kita diingatkan untuk melakukan pemanasan atau peregangan sebelum berolahraga. Namun, studi-studi teranyar menyebutkan bahwa pemanasan sebenarnya hanya membuang waktu.
Salah satu dari penelitian itu menyebutkan, peregangan justru menurunkan kekuatan otot sampai 30 persen. Salah satu penyebabnya adalah sistem saraf pusat melawan pergerakan tersebut.
"Ketegangan otot menjadi kurang responsif dan lebih lemah 30 menit setelah melakukan peregangan. Padahal itu bukan hal yang kita inginkan untuk memulai olahraga," kata Malachy McHugh, direktur penelitian di Nicholas Institute of Sport Medicine and Athletic Trauma di Lenox Hill Hospital, New York, Amerika Serikat.
Pemanasan sendiri dibagi menjadi dua, yakni statis dan dinamis. Pemanasan statis adalah jenis pemanasan yang dilakukan dalam posisi tidak bergerak, seperti peragangan otot. Sementara itu pemanasan dinamis dilakukan sambil bergerak, misalnya lari-lari di tempat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanasan statis sebelum melakukan olahraga tidak terlalu efektif.
Penting tidaknya pemanasan memang masih diperdebatkan. Misalnya saja, sebuah penelitian yang dilakukan tim dari Center for Disease Control justru menyimpulkan bahwa cedera lutut bisa dikurangi sampai separuh pada mereka yang melakukan pemanasan, baik statis atau dinamis.
Menurut penjelasan dr.Michael Triangto, Sp.KO, memang ada beberapa kondisi yang tidak memerlukan pemanasan terlebih dahulu.
"Kalau untuk meningkatkan kekuatan otot dan memperbesar massa otot, peregangan memang tidak selalu dibutuhkan," kata Michael saat dihubungi Kompas.com (3/2/16).
Meski demikian, menurutnya apa yang selama ini sudah diajarkan (pemanasan) tidak salah. Pada kondisi standar pemanasan tetap perlu.
"Untuk latihan kardio atau orang yang pernah cedera pada otot-otot tersebut pemanasan tetap perlu, bahkan harus dilakukan secara cukup," ujarnya.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | kompas.com |
Komentar