Inter Milan menambah stok pemain ofensif berkat kedatangan Eder dari Sampdoria. Seperti biasa, selalu terdapat pro dan kontra mengenai perekrutan pemain anyar, tak terkecuali bagi Eder.
Masalah nyata yang melanda Inter musim ini ialah ketumpulan lini depan. Dalam 21 pertandingan Serie A, pasukan Roberto Mancini hanya mengumpulkan 26 gol.
Jumlah tersebut masih kalah dari klub papan bawah dan tengah, seperti Sampdoria (31 gol) atau Torino (27).
Setelah menganalisis alasan tepat Inter memilih Eder, JUARA.net juga mengulas empat hal yang membuat sang penyerang bukan opsi yang cocok bagi mereka. Berikut di antaranya.
1. Bukan Butuh Penyerang
.@Edercitadin7 è con noi! https://t.co/FkGN565DDc #WelcomeEder #FCIM pic.twitter.com/yGQ9sEsNlb
— F.C. Internazionale (@Inter) January 29, 2016
Kehadiran Eder diharapkan memancing kembali ketajaman Mauro Icardi. Keduanya pernah bekerja sama di Sampdoria.
Pada musim 2012-2013, Icardi-Eder secara gabungan menciptakan 17 gol di liga untuk Samp. Icardi mencetak 10 gol, sedangkan Eder 7.
Namun, muncul opini bahwa Inter bukan butuh penyerang tambahan. Untuk sekadar menemani Icardi di depan, Nerazzurri sudah punya Stevan Jovetic, Adem Ljajic, atau Rodrigo Palacio.
"Eder ialah pemain bagus, tapi tidak akan berguna di Inter. Mereka membutuhkan penyeimbang dari lini tengah," kata jagoan Nerazzurri pada 1969-1976, Roberto Boninsegna, kepada Radio Radio.
Penyeimbang yang dimaksud eks bomber tajam itu ialah sosok playmaker yang mampu mendistribusikan bola, mengatur tempo permainan, menginisiasi serangan, hingga mengeksekusi peluang sendiri.
Wajar bila sempat muncul rumor Inter mendekati Andrea Pirlo (New York City) dan Lucas Biglia (Lazio). Kebutuhan akan sang penyeimbang di Inter dibuktikan oleh statistik.
Sebuah keadaan ironis ketika melihat lima pemasok umpan terbanyak di skuat Nerazzurri ialah pemain defensif! Mereka ialah Gary Medel (63,2 operan per gim), Martin Montoya (55), Felipe Melo (52,4), Jeison Murillo (50,2), dan Miranda (47,9).
Kelima orang tersebut jelas tidak memiliki karakter sebagai pemain kreatif, melainkan lebih fokus membantu pertahanan.
2. Potensi Penumpukan
Faktor kedua berhubungan erat dengan poin 1. Karena Eder bukan sosok yang dibutuhkan Inter, bakal terjadi potensi penumpukan materi di lini depan.
Jika Mancini tak pandai-pandai memberdayakan tenaga pemain di lini depan, peran Eder bakal bersinggungan dengan Jovetic, Ljajic, Palacio, hingga Ivan Perisic atau Jonathan Biabiany. Potensi konflik antarpemain karena persaingan ketat itu harus dihindari.
3. Belum Teruji
Eder termasuk komoditas transfer hot di Liga Italia. Koleksi 12 golnya musim ini cuma kalah banyak dari Gonzalo Higuain (21).
Dalam periode 2013-2015, pemain naturalisasi Italia kelahiran Brasil itu mencetak total 21 gol. Namun, Eder belum teruji bersama klub besar. Inter ialah klub top pertamanya.
Sebelum ke Inter, dia memperkuat klub papan tengah sampai semenjana, seperti Sampdoria, Cesena, Brescia, Empoli, hingga Frosinone.
4. Faktor Usia
Inter mengikat Eder dengan kontrak sampai 2020. Ketika ikatan sang pemain habis, dia bakal berusia nyaris 34 tahun.
Dengan kata lain, masa edar lelaki kelahiran 15 November 1986 itu lumayan singkat. Ia harus segera membuktikan dirinya mampu membantu Inter sebelum dimakan usia.
[video]http://video.kompas.com/e/4719584194001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar