Sebuah pengadilan di Paris telah memutuskan bahwa boleh menyebut pemain Bayern Muenchen yang juga pilar lini tengah tim nasional Prancis, Franck Ribery, sebagai sampah. Mengapa demikian?
Hal ini terkait sebuah buku tentang sepak bola Prancis yang diterbitkan pada dua tahun silam.
Pada 2013, wartawan, sekaligus kolomnis dan blogger RMC Sports, Daniel Riolo, menerbitkan bukunya yang berjudul Racaille Football Club (Scum Football Club) atau dalam bahasa Indonesia berarti klub sepak bola sampah, yang menceritakan sisi kumuh dari permainan skuat Les Bleus.
Empat tahun sebelumnya, Ribery dan rekan satu timnya di Prancis, Karim Benzema, telah dituduh melakukan hubungan seks dengan pelacur di bawah umur dan akhirnya kasus selesai.
Akan tetapi, penyelidikan tersebut mengganggu persiapan Prancis untuk Piala Dunia 2010, yang berujung pada tersingkirnya pasukan besutan Raymond Domenech pada babak grup.
Saat itu, penyerang Nicolas Anelka bahkan harus dipulangkan ke Prancis lebih awal setelah bersitegang dengan Domenech.
Dalam bukunya, Riolo menuding Ribery menjadi salah satu pelaku utama ketidakharmonisan di dalam skuat dan dia menulis beberapa kata hinaan untuk menggambarkan Ribery, seperti "sampah" dan "gangster".
Baca juga:
- Absen 615 Hari, Klopp Tak Tahu Kapan Sturridge Kembali
- Sebut CR7 Lebih Mahal daripada Bale, Media Spanyol Berdusta?
Ribery, yang sudah mencatatkan 81 caps di timnas, saat ini masih cedera. Namun, dia menggugat Riolo dan penerbitnya, Hugo & Cie, atas perlakuan di bukunya. Akan tetapi, pekan ini hakim memutuskan bahwa istilah dalam buku telah digunakan secara obyektif dan menilai gugatan itu sebagai hal gegabah.
Ribery kemudian diperintahkan untuk membayar sebesar 5.000 euro (Rp 75 juta) untuk Riolo dan penerbitnya.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | The Guardian |
Komentar