Sriwijaya FC menatap 2016 dengan kepala tegak. Dukungan keuangan yang diklaim sangat sehat dan komposisi pemain kelas satu menjadi faktornya.
Pada awal tahun ini, Sriwijaya memfokuskan diri untuk memperkuat pondasi keuangan. Caranya adalah memburu perusahaan-perusahaan agar bersedia menjadi sponsor tim berjulukan Laskar Wong Kito itu.
"Kami termasuk yang beruntung karena banyak perusahaan yang bersedia menjadikan kami sebagai media promosi. Kami berusaha kreatif untuk mendapatkan sponsor," tutur Dodi Reza Alex, Presiden Sriwijaya.
Setelah sukses menggandeng Bank Sumsel Babel, PT Bukit Asam, Perusahaan Gas Negara, Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi, dan PT Tanjung Enim Lestari Pulp And Paper, manajemen masih membidik dua BUMN yang beroperasi di Palembang, Pusri (Pupuk Sriwidjaja Palembang) dan Pertamina.
"Kami harapkan dua perusahaan itu bisa menjadi sponsor kami. Bila dua BUMN besar itu bergabung, saya optimistis problem seperti gaji pemain tak akan ada lagi," ujarnya.
Tahun ini Dodi menyatakan anti untuk menunggak gaji pemain yang masih umum terjadi dalam sepak bola nasional. Sama seperti penghargaan yang manajemen dapat dari Dirjen Pajak lantaran menjadi wajib pajak yang baik, Sriwijaya ingin yang terdepan juga dalam hal membayar gaji pemain.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar