Mesir sangat serius mengungkap tragedi yang membuat 74 orang kehilangan nyawa serta mencederai lebih dari 500 orang di Stadion Port Said, 1 Februari 2012.
Semenjak insiden kericuhan yang menggemparkan dunia sepak bola itu, aparat berwenang di Mesir terus melakukan penyelidikan untuk menyeret seluruh pihak yang terlibat ke pengadilan.
Hasil investigasi, ada sebanyak 73 orang yang sudah diajukan ke pengadilan dan berstatus terdakwa. Dari jumlah itu, semula ada 21 terdakwa yang mendapat tuntutan hukuman mati dari pengadilan. Namun, mereka mengajukan banding.
Pada Minggu (19/4), pengadilan lebih tinggi memutuskan "hanya" menuntut hukuman mati pada 11 terdakwa yang merupakan fan sepak bola itu.
Pada 30 Mei, pengadilan sama akan memutuskan nasib terdakwa lain.
AFP menulis dari ke-73 terdakwa itu termasuk di antaranya sembilan polisi dan tiga ofisial dari klub Al-Masry, sedangkan sisanya berasal dari fan kedua klub.
Tidak ada satu keluarga dari para terdakwa yang hadir dalam persidangan pada Minggu (19/4). Persidangan dilakukan di luar Kairo dengan alasan keamanan.
Port Said, yang terletak di sebelah kanan Terusan Suez sekitar 199 kilometer dari Kairo, jadi pusat perhatian setelah sebuah kerusuhan pecah di stadion kota itu kala El Masry menjamu El Ahly di Liga Premier Mesir.
Alih-alih merayakan kemenangan 3-1 di kandang sendiri atas tim tamu, fan El Masry menyerang pemain serta fan El Ahly yang kalah jumlah dengan menggunakan botol, batu, pisau, dan petasan. Insiden diperparah dengan kebijakan polisi yang menutup seluruh akses pintu stadion Port Said.
Akibat tragedi ini, pemerintah Mesir melarang bergulirnya sepak bola domestik selama dua tahun yang berpengaruh terhadap sepak bola Mesir serta timnas mereka.
| Editor | : | Aning Jati |
| Sumber | : | - |
Komentar