harap cemas.
"Kami kaget ketika Menpora mengeluarkan surat pembekuan PSSI. Meski di SK itu masih ada embel-embel kompetisi tetap berjalan di bawah pengawasan KONI dan KOI, kami masih ragu dengan kelangsungannya," kata Farid Ma'ruf, Ketum PSCS Cilacap.
"Pasalnya, kami ini anggota PSSI. Perangkat pertandingan bertugas atas perintah Komisi Wasit PSSI. Padahal semua aktifitas PSSI telah dibekukan Menpora. Kami dengan PSSI ibarat dua sisi mata uang yang melekat," tutur Farid.
Farid Ma'ruf dengan gaya satire meminta agar Menpora jangan tanggung-tanggung kalau memberi sanksi. Kalau PSSI dibekukan, sekalian saja kompetisi dibubarkan.
"Jadi kami sebagai pengelola klub dapat kepastian. Kami khawatir, jika nanti kompetisi ditangani KONI dan KOI, tapi hasil kompetisi tak diakui PSSI, kami yang akan rugi. Jika wasit yang selama ini jadi petugas pertandingan tak dapat ijin dari PSSI, lalu siapa yang jadi wasit?" papar Farid Ma'ruf.
Dalam sisa waktu yang ada, secepatnya Ketum PSSI terpilih La Nyalla Mattalitti segera bertemu Menpora untuk mencari solusi terbaik demi menyelamatkan sepak bola nasional.
"Masalah ini hanya bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan menepikan egosentrisme. Ini ujian pertama bagi ketum baru PSSI," ujar Farid.
"Menpora harus punya jiwa negarawan untuk melindungi hajat hidup para pemain yang menggantungkan nafkah dari sepak bola. Ini belum termasuk warganegara lainnya yang selama ini dapat nafkah dari efek sepak bola, seperti tukang parkir dan pedagang asongan saat pertandingan digelar," paparnya.
Editor | : | Gatot Susetyo |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar