Sukses Greysia Polii/Nitya Krishinda meraih emas di Asian Games 2014 membawa dampak positif bagi bulu tangkis putri Indonesia.
Hal tersebut diutarakan oleh mantan pebulu tangkis nasional, Retno Kustiah. Retno adalah peraih emas pertama di nomor ganda putri pada Asian Games 1962 di Jakarta. Retno mengungkapkan, di saat bulu tangkis putri Indonesia kering prestasi, Greysia/Nitya mampu memberikan harapan baru.
“Indonesia butuh momen. Ingat saat Susi Susanti di Barcelona, lalu kemunculan Mia Audina di Piala Uber 1996,” tutur Retno.
Khusus nomor ganda putri di Asian Games, nama Retno yang berpasangan dengan Minarni menjadi legenda sebagai peraih emas pertama Indonesia. Sebagai catatan, sejak Indonesia mengikuti multiajang Asia pada 1951, Merah Putih baru meraih emas pada 1962. Selanjutnya, ganda putri baru meraih prestasi pada Asian Games 1978 melalui Imelda Wiguna/Verawaty Fajrin. Itulah emas terakhir di ganda putri sebelum Greysia/Nitya meraih podium di Incheon.
“Dengan kemenangan Greysia/Nitya, saya rasa hal itu bisa membuka celah persaingan. Jadi bukan hanya Tiongkok yang selama ini dominan,” tegas Imelda Wiguna.
Editor | : | Wiwig Prayugi |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar