Banyak cara dilakukan pengelola klub untuk menggaji para pemainnya. Langkah manajemen klub Divisi Utama, PSBK Kota Blitar patut ditiru.
Manajer Tim Suharyono menerapkan kebijakan outsourcing dengan mempekerjakan anak didik Putu Gede ke kantor-kantor dinas di bawah naungan Pemkot Blitar. Cara ini bisa menekan pengeluaran klub sekaligus menjamin kesejahteraan pemain hingga kompetisi berakhir.
“Outsourcing ini khusus untuk pemain lokal Blitar. Selain jadi pemain, mereka kami berdayakan di dinas-dinas Pemkot Blitar. Mereka masuk kantor setelah latihan. Jadi penggajian mereka dari outsourcing tersebut,” ungkap Suharyono.
Pemerintah memang telah menutup keran status honorer bagi karyawan di pemda-pemda seluruh Indonesia. Namun kebijakan outsourcing masih diperbolehkan.
| Editor | : | Gatot Susetyo |
Komentar