Hitam dihuni pemain-pemain berkualitas, mereka juga dinakhodai seorang pelatih top bernama Antonio Conte.
Tiga Scudetti yang diraih Juventus menunjukkan bahwa Conte bukanlah sosok sembarangan. Sebelum mendarat di Torino, Conte sukses membawa Bari menjadi kampiun Serie B edisi 2008/09. Pada 2010/11, COnte mengantarkan Siena menjadi runner-up di kompetisi yang sama.
Dalam perayaan ulang tahun keberhasilan Casale meraih Scudetto musim 1913/14, Conte mengungkapkan cerita unik yang jarang ia ungkap sebelumnya. Ternyata, pelatih berusia 49 tahun itu diam-diam sudah bermimpi menjadi pelatih sejak belia.
"Anda harus punya mimpi dalam hidup ini. Anda juga harus berjuang keras, kalau perlu sampai berkorban untuk mewujudkannya," tutur Conte, dalam pidato yang ia sampaikan di Istituto Superiore Sobrero, di Casale Monferrato.
"Saya selalu bersemangat untuk mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Sejak kecil, saya sering membantu adik saya mengatur dan melatih timnya. Saat memutuskan untuk berhenti bermain, saya bertekad bulat menjadi pelatih," lanjut Conte.
Di kalangan pelatih, Conte bukan hanya dikenal sebagai juru taktik yang hebat, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik. Meski kerap menemui masalah dalam menjalankan tugas sebagai pelatih timnas Italia, Conte tetap memegang teguh komitmen untuk Nerazzurri.
| Editor | : | Tulus Muliawan |
| Sumber | : | Tuttosport |
Komentar