Para pendukung fanatik Newcastle United makin gerah dengan pemilik klub pujaan mereka. Mereka kini sedang mempersiapkan diri untuk memboikot pertandingan kandang hari Minggu ini melawan Tottenham Hotspur, menyusul diungkapknya rekor pendapatan klub sebesar 34 juta poundsterling, tapi Mike Ashley, sang pemilik enggan memakainya untuk belanja bintang lapangan.
Mike Ashley dan dewan Newcastle baru-baru ini mengumumkan bahwa klub mencatat rekor laba sebesar 18,7 juta pound ntuk 2013/14, tetapi itu hanya membuat para fan kian marah.
Mereka menilai Ashely kurang ambisius lantaran enggan menggelontorkan uang buat membangun tim yang kuat.
Setelah mendesak dewan untuk mendepak pelatih lama, Alan Pardew, kini mereka bersiap tidak menonton laga kandang melawan Spur untuk memprotes manajemen klub.
Seorang penulis media keluaran fan Newcastle, Mark Jensen mengatakan, "Banyak penggemar bertanya mengapa sebagian besar uang tidak dihabiskan untuk penguatan tim."
Sementara Norman Watson, ketua Newcastle United Supporters Trust mengatakan, "Keuntungan itu tidak tercermin di lapangan. Hampir 18 bulan klub tidak mendatangkan pemain dengan kesepakatan permanen. Fan ingin melihat uang diinvestasikan di lapangan."
Setelah rekor keuntungan mereka dibeberkan pada akhir Maret lalu, para pendukung menyatakan kecewa.
.@PubVictoria offering free pint on display of ticket during #BoycottSpurs match. Will other NCL pubs follow suit? pic.twitter.com/ZNz6epvx7o
— AshleyOut.com (@AshleyOutdotcom) April 14, 2015
"Ide boikot telah terbangun dalam waktu yang lama dan Anda tidak bisa menyalahkan para fan. Saya mendukung semua itu," tambah kata Jensen.
Posisi Newcastle saat ini agak terancam di klasemen sementara Premier League. Manajer sementara, John Carver, hanya mampu memenangkan satu dari sembilan pertandingan terakhir mereka.
Newcastle hanya terpaut sembilan poin di atas zona degradasi dengan enam pertandingan tersisa. Bila performa mereka tidak segera membaik, Sammy Ameobi dkk. bisa tersedot ke dalam pertarungan untuk bertahan hidup di zona degradasi.
Editor | : | Suryo Wahono |
Sumber | : | The Mirror |
Komentar