satunya klub kota satelit Jakarta yang berlaga di LSI. Klub dari tiga kota lain masih harus berjuang di level kedua yaitu Persipasi (Bekasi), Persikabo (Bogor), dan Persikad (Depok).
Kota Bekasi melalui Persipasi, tengah gencar melakukan promosi. Klub ini melakukan launching besar-besaran pada Sabtu (15/3), satu paket dengan peresmian Stadion Patriot yang kini menjadi arena cukup megah. Tak tanggung-tanggung, untuk menarik minat suporter, manajemen mendatangkan Persija sebagai lawan uji coba dan D’Masiv dari segi hiburan. Setidaknya pada acara itu geliat masyarakat Bekasi sudah mulai terasa, meski masih didominasi penonton dari Jakarta. Muhammad Kartono Yulianto, CEO Persipasi, sampai meminta maaf karena telah membuat Bekasi macet.
“Ini menjadi awal yang baik bagi Bekasi. Meski kegiatan ini sempat membuat macet, tapi saya berharap kehadiran Persipasi membuat sepak bola Bekasi semakin ramai,” jelasnya.
Bogor tak mau kalah. Tim ini sudah lumayan bertaring pada musim lalu, andai saja tidak terhenti di semifinal Divisi Utama. Tahun ini, Persikabo melanjutkan ambisinya untuk mengejar tiket ke Liga Super Indonesia. Pendukung Persikabo pun sudah lumayan bersuara melalui satu wadah, Kabomania. Mereka sudah lama eksis di Bogor dengan berbagai aktivitas. Nama Kabomania bahkan semakin ngetop karena menjadi namasebuah SSB, SSB Kabomania, yang didirikan oleh tetua organisasi suporter itu.
Jika Tangerang, Bekasi, dan Bogor terus berlomba-lomba, Kota Depok masih belum bergairah. Persikad, tim yang bermarkas di Kota Depok, seolah belum menemukan formula yang pas menembus persaingan. Padahal, sudah banyak komunitas fan di sana seperti Depok Mania (Dema), Wolfers, atau Super Depok.
Sumber: Tabloid BOLA Mingguan; Penulis: Wiwig Prayugi.
| Editor | : | Editor: Fajar Mutaqin A. |
Komentar