Nama Maladewa dikenal sebagai surga dunia di mata internasional. Padahal, pada kenyataannya negara ini tak seindah yang dibayangkan. Ketika rombongan Arema Cronus berkunjung ke ibu kota Maladewa, Male, selama empat hari, justru ketidaknyamanan yang dirasakan.
Male adalah kota yang jumlah penduduknya paling padat di Maladewa. Saat ini, sekitar 120 ribu jiwa tinggal di kota seluas 5.798 km persegi tersebut.
Kondisi jalanan di Male sempit, hanya sekitar tiga meter, dan semua jalan menggunakan sistem satu arah. Hampir semua kendaraan, terutama sepeda motor, melaju kencang sehingga pejalan kaki harus berhati-hati.
”Memang tidak ada macet di Male, tapi kami tidak kerasan. Selain panas, tata kotanya kurang bagus,” kata Irsyad Maulana, salah satu pemain Arema Cronus.
Meski demikian, Male memiliki beberapa keunggulan. Selain penduduk yang ramah, tingkat kriminalitasnya juga sangat rendah. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya sepeda motor yang terparkir di pinggir jalan. Di beberapa tempat bahkan ada sepeda motor yang terparkir selama 24 jam tanpa penjaga atau juru parkir.
Akram Ramzi, penduduk setempat yang menjadi pendamping rombongan Arema Cronus selama di Male, menuturkan tugas polisi sangat ringan di Maladewa. Jarang sekali terjadi tindak kriminalitas di sana.
”Kota Male ini kecil. Kalau ada penjahat pasti langsung tertangkap karena tidak akan bisa lari ke mana-mana,” kata Ikram.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Suci Rahayu Malang/Iwan Setiawan dari Male, Maladewa
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar