Musim lalu, ketangguhan sektor pertahanan menjadi kunci keberhasilan Atletico Madrid merengkuh mahkota juara La Liga. Di pengujung musim, Los Rojiblancos hanya menderita kebobolan sebanyak 26 kali dari 38 pertandingan.
Begitu pula di ajang Liga Champion. Sebelum dikandaskan seteru sekota, Real Madrid, dengan skor 1-4 di partai puncak, Atletico tak pernah kemasukan lebih dari satu gol. Pasukan Diego Simeone cuma enam kali memungut bola dari gawang dalam 12 laga.
Situasi berbeda terjadi di awal musim 2014/15, khususnya sepekan terakhir. Atletico mengalami lima kebobolan dalam dua pertandingan, tiga saat ditekuk Olympiacos di fase grup Liga Champion, Selasa (16/9) dan dua kala ditahan imbang Celta Vigo di pekan ke-4 La Liga, Sabtu (20/9).
Koordinasi antar pemain belakang diyakini sebagai akar permasalahan dari kerapuhan lini pertahanan Atletico. Kepergian dua pilar, Thibaut Courtois dan Filipe Luis, ke Chelsea membawa dampak negatif dari segi kesolidan menghalau serangan lawan.
Keadaan ini diakui oleh bek Joao Miranda. Pemain berkebangsaan Brasil itu menganggap hengkangnya Courtois dan Luis sebagai sebuah perubahan besar. Karena itu, meski manajemen klub telah mendatangkan pemain baru guna menggantikan peran keduanya, Atletico membutuhkan waktu buat menemukan kembali kesolidan lini belakang tim.
“Kemasukan lima gol dalam dua pertandingan sungguh tidak normal bagi Atletico. Kini, kami tengah berupaya keras membenahi hal-hal yang salah dan berharap tidak mengulanginya di laga-laga berikutnya,” kata Miranda seperti dilansir Inside Spanish Football.
“Ketika satu atau dua pemain penting pergi, tentu sebuah tim akan limbung untuk sementara waktu. Tapi kami harus segera bangkit. Kami perlu bertahan sebagai tim dan menyerang sebagai tim,” ujar pemain berkepala plontos itu.
Editor | : | Indra Citra Sena |
Sumber | : | Inside Spanish Football |
Komentar