Keputusan manajemen PSM berkandang di Surabaya berdampak pada keuangan klub. Pemasukan tim berjulukan Juku Eja itu minim sehingga berefek ke gaji pemain yang tertunggak hampir tiga bulan. Selain itu, PSM ternyata belum membayar tagihan hotel, sewa lapangan latihan, dan bus dengan total mencapai Rp210 juta.
“Khusus untuk bus dan sewa lapangan latihan, jumlahnya mencapai Rp38 juta. Saya berharap manajemen menyelesaikannya,” ujar Dhimas Yanuar, ketua panpel laga kandang PSM di Surabaya.
Untuk penginapan, manajemen menunggak pembayaran di dua tempat, yakni di Graha Residence Apartement (Rp60 juta) dan Hotel Fortuna (Rp110 juta). “Kalau Sadikin Aksa selaku Ketum PSM dan Dirut PSM Rully Habibie mau peduli, jumlah itu sangat kecil buat mereka,” ujar sumber BOLA di internal manajemen.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya itu, utang ke pihak ketiga dan pemain tidak sebanding dengan nama besar Sadikin sebagai petinggi di Bosowa Corporation.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Abdi Satria) |
Komentar