Pada seleksi tahap kedua, Aji Santoso, pelatih kepala, tetap memasang standar tinggi. Para pemain minimal harus memiliki Vo2max menembus level 50.
“Saya butuh pemain yang kebugarannya bagus karena tensi persaingan AG amat berat. Timnas U-23 akan menjajal lawan-lawan dengan kualitas lebih baik dibanding level persaingan ASEAN,” ucapnya.
Aji bakal banyak memanggil pemain-pemain muka baru di pelatnas tahap kedua. Mereka akan dikombinasikan dengan pemain yang ikut seleksi tahap pertama, tetapi tidak berkesempatan tampil saat uji coba melawan Malaysia U-21.
“Saya ingin melihat kemampuan mereka. Tidak fair rasanya jika para pemain yang absen saat uji coba langsung dipinggirkan. Memang, tidak semua pemain cadangan di uji coba saat melawan Malaysia saya panggil semua. Ada standar penilaian yang kami terapkan di sesi latihan untuk mengukur pemain mana yang potensial atau tidak,” kata Aji.
Aji berharap mereka yang tidak disertakan dalam sesi pelatnas di DIY kali ini tak patah arang. Prinsipnya selama lima periode persiapan AG tim pelatih timnas U-23 memberlakukan pelatnas sistem buka-tutup.
“Pada sesi pelatnas terakhir, baru saya menetapkan kerangka tim inti AG. Di empat fase seleksi lain, semua masih tahap coba-coba. Tidak ada pemain yang statusnya permanen,” tutur mantan arsitek Persebaya 1927 tersebut.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Ario Yosia
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Sumber | : | - |
Komentar