Kesuksesan Atletico Madrid berada di papan atas klasemen Primera Division La Liga hingga pertengahan Januari 2016 jelas tak bisa dilepaskan dari sosok-sosok penyerang mereka.
Dimulai Antoine Griezmann, yang mengoleksi 12 gol, Yannick Carrasco (3 gol), Fernando Torres (2), Koke (2), Jackson Martinez (2), hingga Angel Correa (2). Namun, peran Jan Oblak tak bisa disepelekan dalam laju kencang tim berjulukan Los Colchoneros itu.
Figur jangkung di bawah mistar gawang itu ikut berkontribusi besar atas keberhasilan Atletico. Terutama dalam menjaga kesterilan jala Atleti.
Hasil 3-0 atas Las Palmas di pekan ke-20 menjadi clean sheet ke-13 (keempat secara beruntun) bagi Oblak di La Liga musim 2015-16.
Dalam hitungan menit, artinya kiper asal Slovenia itu belum tersentuh gol sepanjang 362 menit.
Uniknya, pemain terakhir yang mampu menjebol gawang Oblak justru Diego Godin, bek tengah Atleti, sewaktu mereka kalah 0-1 dari Malaga.
Setelahnya, tak ada personel asal Rayo Vallecano, Levante, Celta, dan Las Palmas yang sukses menjebol gawang Oblak.
Gol Godin adalah satu dari delapan gol yang menggetarkan jala Oblak pada musim ini.
Dalam rata-rata, Atleti cuma kemasukan 0,4 gol per partai. Tak hanya memiliki prospek menyabet trofi el zamora, lambang bagi kiper yang paling sedikit kebobolan, Oblak juga berada dalam jalur lapang guna melewati rekor Liano.
Pada 1993-94, kiper Deportivo La Coruna itu dinobatkan sebagai peraih el zamora menyusul aksinya menjaga kemasukan gol Depor di angka 18 dalam 38 laga.
Mengingat rata-rata Liano ialah 0,47, bukan mustahil dengan rata-rata yang lebih kecil Oblak bisa mecatatkan namanya di buku rekor abadi La Liga.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar