Perjalanan paruh kedua La Liga 2015-2016 segera dimulai. Atletico Madrid selaku pemuncak klasemen sementara akan mengawalinya dengan menyambangi markas tim papan bawah, Las Palmas, pada Minggu (17/1/2016).
Euforia campeon de invierno alias juara paruh musim mesti mereka lupakan bila ingin meneruskan tren kemenangan demi menjaga singgasana dari ancaman dua rival terkuat, Barcelona dan Real Madrid. Tergelincir sedikit saja bisa berakibat fatal bagi Atletico.
Dalam upaya memuluskan misi mempertahankan posisi puncak, Atletico perlu meningkatkan aspek-aspek yang menjadi kekuatan utama tim selama ini, terutama efektivitas serangan dan ketangguhan pertahanan.
Aspek pertama berhubungan dengan koneksi di antara gelandang dengan striker yang menempati susunan starter. Sejauh ini, kerja sama mereka terjalin secara baik dan harmonis tanpa adanya ego pribadi dalam hal menyarangkan gol ke gawang lawan.
Terbukti, hampir seluruh gelandang dan striker Atletico pernah mencatatkan nama di papan skor. Keharmonisan kian tampak setiap kali melakukan selebrasi gol, di mana sang pencetak gol berlari menghampiri pemberi assist kemudian saling berangkulan disusul rekan lain.
Aspek kedua terbilang sebagai identitas Atletico pada rezim kepelatihan Diego Simeone. Penikmat sepak bola Spanyol tentu memahami bahwa pertahanan klub berjulukan Los Rojiblancos alias Si Merah-Putih terkenal kokoh dan sulit untuk ditembus.
Kuartet bek memegang peranan memutus aliran serangan musuh, sedangkan kiper bertanggung jawab menghalau segala bentuk percobaan gol yang datang. Di paruh pertama, penampilan sektor ini, mengundang pujian dari berbagai kalangan.
Apresiasi tertinggi diterima oleh Jan Oblak. Kiper berkebangsaan Slovenia itu tampil luar biasa dan konsisten menempati peringkat teratas dalam daftar perburuan titel Kiper Terbaik La Liga atau el zamora.
Sejauh ini, Oblak baru menderita kebobolan delapan gol dari 19 pertandingan sehingga koefisiennya mencapai 0,42. Jumlah tersebut berada jauh di atas pesaing terdekat, yaitu Carlos Kameni (Malaga, 0,79) dan Alphonse Areola (Villarreal, 0,84).
Bukan cuma itu saja, Oblak bahkan berpeluang memecahkan rekor koefisien terbaik sepanjang masa milik kiper legendaris Deportivo La Coruna, Francisco Liano, andaikan sanggup menjaga performa hingga pengujung musim.
Oblak juga membutuhkan dukungan penuh dari rekan setim berupa organisasi pertahanan yang solid sepanjang sisa kompetisi. Laga kontra Las Palmas dapat mereka gunakan sebagai permulaan sekaligus referensi buat menghadapi partai-partai berikutnya.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | BOLA Sabtu (Indra Citra Sena) |
Komentar