Kemenangan Mitra Kukar atas Semen Padang (SP) pada final Piala Janderal Sudirman, Minggu (24/1/2016), di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUBK), ternyata berbuntut kurang menyenangkan bagi manajemen SP. Kenapa?
Konon, pelatih Mitra, Jafri Sastra, mengeluarkan statement di salah satu media kalau ia sakit hati kala dipecat SP pada 22 Januari 2015.
Ia kabarnya mengaku kemenangan atas Tim Kabau Sirah telah melepaskan rasa sakit hati itu.
“Saya menyesalkan ucapan seorang Jafri Sastra yang mengeluarkan pernyataan seperti itu. Mestinya ia tak perlu mengeluarkan pernyataan seperti itu," sebut Asisten Manajer SP, Very Mulyadi kepada JUARA, Selasa (26/1/2016) siang di Padang.
"Semuanya terjadi dalam sebuah lingkar keprofesionalan dalam pengelolaan klub sepak bola. Bukan karena suka atau tidak suka," tuturnya.
Akan tetapi, benarkah Jafri berkata demikian? Sang pelatih mengatakan tidak pernah mengucapkan hal seperti itu.
“Demi Allah, saya tak pernah mengeluarkan statement seperti itu. Kalau saya mengatakan demi Allah, itu artinya saya bisa mempertanggung jawabkannya di dunia dan akhirat,” tegas Jafri.
"Malah sebelumnya saya mengatakan bersyukur dipecat SP karena saya bisa belajar dari pengalaman itu. Dan sekalipun saya tak pernah menjelekan siapapun dengan kejadian itu," tuturnya.
Jafri memperkirakan media tersebut beropini sendiri. Jafri pun berani dipertemukan dengan wartawan yang menulis seperti itu.
“Yang pasti ini bukan gaya dan cara saya. Ketika Mitra juara saja saya tak larut dengan euforia para pemain. Semuanya atas kuasa Yang Maha Kuasa. Jafri tetap orang kampung yang mengawali karier pelatih di SSB,” ulasnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar