Tak ada kata menyerah dalam kamus Semen Padang (SP), apalagi pasrah. Itulah kalimat motivasi yang diusung Nil Maizar menjelang laga kedua semifinal Piala Jenderal Sudirman (PJS) kontra Pusamania Borneo FC (PBFC) di Stadion Agus Salim, Padang, Sabtu (16/1/2016).
Menurut sang pelatih, segala duka akibat kekalahan 0-2 kala bertandang ke PBFC di laga pertama sudah mereka kubur rapat-rapat di Samarinda.
Kini, setelah seluruh personel tim kembali ke Padang guna bersiap menghadapi leg kedua, yang tersisa hanyalah tekad dan konsentrasi untuk membalikkan keadaan.
“Berat dan sempit, itu pasti. Namun, peluang belum tertutup sama sekali. Kepada para pemain, saya sudah mewanti-wanti untuk tidak memikirkan kemenangan yang harus lebih dari dua gol, tetapi bagaimana mereka bisa tampil lebih maksimal ketimbang pada leg pertama,” ujar Nil.
Skuat Kabau Sirah mulai kembali berlatih sejak Selasa (12/1). Tak tampak ketegangan di wajah pemain. Sesi latihan pun berlangsung dengan selingan canda meski tetap berjalan serius.
“Ya, kami sudah melupakan kekalahan pada leg pertama dan kini siap membalikkan keadaan. Kami juga berupaya tanpa beban agar bisa bermain sebaik mungkin dan memuaskan pendukung di kandang sendiri,” tutur kiper SP, Jandia Eka Putra.
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4706340535001&preload=none[/video]
Seperti yang juga ditegaskan CEO SP, Daconi, tampil di kandang sendiri bukan menjadi arena untuk balas dendam kepada siapa pun.
“Yang penting anak-anak tampil lebih baik dan bisa meraih kemenangan. Soal berapa gol yang akan diciptakan, itu adalah proses yang terjadi di lapangan. Semuanya tergantung pada pelatih dan pemain untuk memenuhi harapan pendukung SP,” ujar Daconi.
Pasalnya, guna meraih tiket ke final, kubu tuan rumah wajib membalikkan keunggulan agregat 0- 2, yang kini menjadi modal PBFC. Selain itu, SP juga bakal tampil tanpa dua pilar utama karena akumulasi kartu, yakni kapten tim Hengky Ardiles dan gelandang serang Vendry Mofu.
Meski demikian, Nil mengaku tak gentar seiring absennya kedua pemain tersebut. Dia menegaskan bahwa yang diperlukan para pemainnya ialah tetap fokus selama di lapangan.
Hal itu pula yang digarisbawahi Nil, khususnya terkait kontroversi keputusan wasit hingga akhirnya mereka kecolongan gol kedua PBFC pada menit-menit akhir leg pertama.
“Hal seperti itu tak boleh terjadi lagi. Apa pun yang terjadi di lapangan, para pemain tetap harus fokus. Seperti apa pun kualitas wasit yang memimpin pertandingan, tak perlu sampai menghadirkan reaksi berlebihan karena tak akan mengubah apa pun yang sudah diputuskan,” ujar Nil.
Ingin Curi Gol
Sementara itu, keunggulan agregat dua gol yang dikantongi PBFC menjadi modal berharga untuk menghadapi leg kedua.
Meski demikian, pelatih Kas Hartadi menegaskan bahwa timnya tak akan tampil defensif guna mempertahankan keunggulan agregat tersebut.
Sebaliknya, Kas bahkan meminta para pemainnya agar tetap mengintip peluang mencetak gol ke gawang tuan rumah.
"SP akan melakukan tekanan. Namun, kami sudah siap menghadapinya. Hal terpenting, kami tetap tenang dan kalau bisa mencuri gol. Bila mampu mencetak satu gol saja, SP akan makin terbebani,” ujar Kas.
Selain itu, dukungan publik tuan rumah juga diyakini tak menjadi masalah besar bagi Ponaryo Astaman dkk.
“Tampil di kandang sendiri, mereka pasti akan membombardir pertahanan kami. Namun, kami tidak akan bertahan. Tidak ada yang berubah dalam permainan meski tampil di luar kandang,” ujar pelatih asal Solo tersebut.
Bagi PBFC, bisa meraih tiket ke final dengan menaklukkan SP berikut para penggemarnya merupakan langkah yang paling ideal.
Penulis: Yosrizal/Gonang Susatyo
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no. 2.649 |
Komentar