JUARA.net – Team principal McLaren Honda, Eric Boullier, meminta para pebalap dan kru McLaren belajar dari kegagalan pada musim 2015. Ia pun berharap McLaren dapat bangkit dan membuktikan kualitasnya pada musim 2016.
Musim balap 2015 menjadi noda hitam dalam sejarah tim McLaren Racing di Formula 1.
Meski memiliki dua pebalap yang pernah menjadi juara dunia, Fernando Alonso dan Jenson Button, McLaren hanya mampu meraih 27 poin dan terperosok di peringkat sembilan klasemen konstruktor.
Boullier mengaku timnya kini berada dalam tekanan yang besar.
"McLaren adalah tim besar, Honda adalah perusahaan yang besar. Semua tentu merasakan tekanan," kata Boullier seperti dilansir Autosport.
"Untuk menjaga kepercayaan orang-orang, kredibilitas, dan agar moral tim tetap tinggi, tentunya merupakan pekerjaan yang sulit," ucap pria asal Prancis itu.
Boullier berharap kegagalan musim lalu menjadi pemacu kebangkitan tim yang bermarkas di Inggris itu.
"Meski hal-hal buruk tersebut merupakan sesuatu yang memalukan, atmosfir dalam tim masih bagus. Apa yang terjadi pada tahun lalu akan menjadi kunci pembangunan kami di masa depan," ujar pria berusia 42 tahun itu.
Sepanjang sejarahnya, McLaren telah 182 kali memenangi balapan, dan 12 pebalapnya sukses menjadi juara dunia.
Tim yang tercatat sebagai tim Formula 1 tertua kedua yang masih aktif setelah Ferrari tersebut juga telah delapan kali meraih gelar juara konstruktor.
Musim 2015, McLaren memang melakukan "eksperimen" dengan menggunakan mesin Honda. Sebelumnya, McLaren menggunakan mesin Mercedes selama dua dekade.
Bagi Honda, musim 2015 merupakan kali pertama mesin asal Jepang itu kembali bersaing di balap "jet darat" tercepat itu, setelah terakhir berpartisipasi pada 2008.
Saking kesalnya dengan kualitas mesin Honda, Alonso bahkan sempat menyebut mobil yang ia kemudikan saat GP Jepang 2015 adalah mobil GP2.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | Autosport.com |
Komentar