Bursa transfer Januari sudah dibuka. Sederet nama telah dikaitkan dengan Inter. Hanya, para penggemar Inter tak boleh berharap terlalu tinggi mengingat buruknya rekam jejak I Nerazzurri di jendela transfer ini.
Ezequiel Lavezzi, Jonathan Calleri, dan Antonio Candreva adalah sejumlah nama yang disebut media menjadi keinginan Roberto Mancini agar didapatkan pada jendela transfer musim dingin.
Nama-nama tersebut dianggap bisa menjadi katalis dalam usaha Inter menjuarai Serie A untuk pertama kali sejak 2010.
Di atas kertas, Lavezzi dkk Memang bakal menginjeksikan kualitas untuk keseluruhan tim. Namun, fakta di lapangan bisa berkata lain.
Ambil contoh pada Januari 2015. Inter mendatangkan Lukas Podolski dan Xherdan Shaqiri. Keduanya diharapkan bisa menjadi penguasa sisi lapangan dalam sistem ideal di benak Mancini, 4-2-3-1.
Faktanya, faktor adaptasi dengan liga baru dan rekan anyar malah membatasi peran keduanya. Di akhir musim, Podolski cuma bermain 17 kali (sembilan sebagai pengganti) dengan catatan membuat satu gol dan satu assist.
Shaqiri mencatat hal serupa. Ia hanya mengoleksi sebiji gol dan dua assist dari 15 pertandingan (tujuh sebagai pengganti).
Podolski lantas kembali ke Arsenal karena hanya berstatus sebagai pinjaman dan kemudian hijrah ke Galatasaray. Shaqiri kini berada di Stoke. Posisi Inter memang terangkat, hanya masih jauh dari ekspektasi.
Posisi Inter setelah bursa transfer musim dingin tutup ada di peringkat 13. Di akhir musim, posisi Inter naik ke peringkat delapan, jauh diluar zona Liga Champion.
Padahal, selain mendatangkan Podolski dan Shaqiri, Inter juga mendapatkan Marcelo Brozovic serta Davide Santon dengan biaya total 3,6 juta euro.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA no. 2.468 |
Komentar