Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tahun 2016, Masa Penting di Karier Dele Alli

By Firzie A. Idris - Jumat, 1 Januari 2016 | 10:15 WIB
Gelandang Tottenham, Dele Alli, berduel dengan Valon Behrami dari Watford pada laga EPL di Vicarage Road pada 28 Desember 2015.
OLLY GREENWOOD / AFP
Gelandang Tottenham, Dele Alli, berduel dengan Valon Behrami dari Watford pada laga EPL di Vicarage Road pada 28 Desember 2015.

Sky Sports memilih beberapa pemain yang akan menjadikan 2016 sebagai tapakan besar. Salah satunya adalah bintang muda Tottenham, Dele Alli (20).

Setahun lalu, Alli bermain bagi klub di pinggiran London, MK Dons, melawan tim-tim sekelas Port Vale dan Crawley.

Akan tetapi, pemain yang diboyong seharga 3,5 juta pounds itu kini menjelma jadi bagian penting lini tengah Tottenham, kubu yang berusaha menyodok kembali ke Liga Champions tahun depan.

Seorang gelandang serang, Alli merupakan top scorer kedua Spurs dengan 4 gol setelah Harry Kane (11 gol) yang begitu impresif musim ini.

Ia merupakan outlet serangan Spurs dari lini tengah dengan mencatatkan 29 usaha ke gawang, hanya lebih rendah dari Christian Eriksen (36) dan lebih tinggi dari Erik Lamela yang menorehkan 27 kali usaha.

[video]http://video.kompas.com/e/4678061616001_ackom_pballball[/video]

Padahal, banderol Lamela mencapai 35 juta pounds kala didatangkan dari AS Roma.

Alli juga mencatatkan tiga assist musim ini, terbanyak kedua dari para gelandang Spurs.

Tak hanya di level klub, ia mendapat pujian besar pada debutnya kontra Prancis, medio November lalu, kala pemain kelahiran London ini mencetak satu gol.

Setelah laga pertamanya tersebut, ia mendapat tiga kesempatan lagi di tim Roy Hodgson dan banyak yang mengatakan bahwa sang pemain akan berangkat ke Euro 2016.

Sky Sports mengutarakan bahwa tim Hodgson masih jauh dari terbentuk dan Alli bisa saja merengkuh tempat sebagai strater di tim tersebut.

Pandit Sky, Jamie Redknapp, pun terkesima dengan performa sang pemain.

"Saya tak bisa mengungkapkan betapa terpesonanya saya dengan Dele Alli. Ia bermain tanpa takut, angkatan saya beruntung mempunyai Steven Gerrard dan ia pemain terdekat yang pernah saya lihat ke Stevie," tutur eks Tottenham itu.

Akan tetapi, ia harus banyak belajar dari para pendahulu-pendahulunya. Bukan rahasia lagi kalau media Inggris suka membesar-besarkan pemain terlalu dini sehingga beban ekspektasi membuat pemain tersebut tak bisa memenuhi potensinya.

Pelajaran dari Tom Cleverley, Seth Johnson, Lee Bowyer, dan Kieron Dyer adalah beberapa contoh paling ketara.

[video]http://video.kompas.com/e/4680398564001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Sky Sports, Opta


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X