Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ini 6 Poin APPI Tolak Turneman

By Ferril Dennys Sitorus - Kamis, 14 Januari 2016 | 16:11 WIB
Bambang Pamungkas, menyuarakan kegelisahannya terhadap kehadiran turnamen sepak bola di Indonesia.
FERNANDO RANDY/JUARA.NET
Bambang Pamungkas, menyuarakan kegelisahannya terhadap kehadiran turnamen sepak bola di Indonesia.

Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) bersikap untuk menolak penyelenggaraan turnamen. APPI pun menuntut untuk kejelasan kompetisi.

APPI mendeklarasikan sikapnya tersebut di salah satu hotel di Jakarta pada Kamis (14/1/2016). Dalam acara  tersebut, hadir Presiden APPI, Ponaryo Astaman, Wakil Presiden APPI, Bambang Pamungkas, dan anggota Komite Eksekutif APPI, Bima Sakti.

Hadir pula sejumlah pemain, di antaranya Ramdani Lestaluhu, Andritany Ardhiyasa, Leo Tupamahu, Riyandi, FX Yanuar, Aditya Harlan, David Laly, Gavin Kwan, dan beberapa lainnya.

Menurut Ponaryo, pemain adalah pelaku utama. Karena itu, APPI berharap dan mendorong stakeholder lain untuk berpikir dan menghasilkan solusi permasalahan sepak bola Tanah Air.

"Kami harus mengambil inisiatif supaya ada perubahan. Kami menekan semua pihak, tidak hanya ke federasi, juga pemerintah. Kami murni untuk sepak bola dan tak melihat kanan-kiri," kata Ponaryo.

Sementara itu, Bambang Pamungkas menilai permasalahan sepak bola Indonesia seharusnya mengarah ke perbaikan. Namun, menurutnya, fakta yang terlihat malah sebaliknya.

"Yang kita lihat dalam delapan bulan terakhir dengan banyaknya turnamen adalah sebuah kemunduran," kata Bambang "Bepe" Pamungkas.

Bepe tak memungkiri penyelenggaraan turnamen sedikit memberikan "napas" kepada pemain setelah Menpora Imam Nahrawi membekukan liga. Namun, Bepe memandang penyelenggaraan turnamen juga menyisakan cacat.

"Kalau dilihat, pemain tidak maksimal mendapatkan haknya. Pemain hanya dikontrak tiga bulan, sementara asuransi manapun tak mau mengcover jika hanya tiga bulan. Hak mendapat perlindungan pun tidak maksimal," tuturnya.

APPI menuangkan sikapnya dalam enam poin dalam acara deklarasi tersebut:

1. Turnamen yang beberapa kali dilaksanakan saat ini tidak bisa dijadikan solusi atas kondisi sepak bola nasional serta memberikan perlindungan yang maksimal kepada pesepak bola.

2. Turnamen justru menjadikan kesenjangan dan ketidakadilan serta ketidakpastian bagi para pesepak bola, khususnya bagi mereka yang klubnya tidak ikut bermain.

3. Pesepak bola mendorong klub-klub agar tidak mengikuti turnamen-turnamen profesional selanjutnya apabila tidak ada kepastian liga profesional, hal ini juga demi kepentingan klub-klub.

4. Sesuai dengan situasi dan kondisi sepak bola nasional saat ini, pesepak bola mendesak kepada operator yang berniat menjalankan liga agar berkoordinasi guna mendapatkan persetujuan dari Pemerintah.

5. Pesepak bola mendorong pemerintah untuk segera menggulirkan kompetisi sepakbola yang profesional dan berjenjang demi pesepak bolaan nasional.

6. Kami EXCO APPI bersama dengan pesepak bola lain menolak untuk bermain di turnamen-turnamen selanjutnya hingga ada kepastian dan atau adanya jaminan kapan diselenggarakan liga sepak bola profesional di Indonesia.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : kompas.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X