Ribuan Aremania akan datang langsung untuk memberikan dukungan kepada Arema Cronus di Stadion Madya Aji Imbut Tenggarong pada Sabtu (9/1/2016).
Mereka ingin memberikan semangat kepada Ahmad Bustomi dkk agar bisa memenangi leg pertama semifinal Piala Jenderal Sudirman (PJS) melawan tuan rumah Mitra Kukar.
Saat ini, sudah ada sekitar 2.000 Aremania dari Provinsi Kalimantan Timur yang akan datang. Jumlah itu bisa bertambah jika ada Aremania dari daerah lain yang akan datang.
Hanya, Aremania mendapatkan aturan ketat di Stadion Madya Aji Imbut. Oleh pihak keamanan setempat dan suporter tuan rumah, Mitman, Aremania dilarang menyanyikan lagu rasis, menyalakan flare, dan bertindak anarkis.
Jika tiga hal itu dilanggar, tentu ada sanksi yang akan diberikan oleh panpel.
"Pada Kamis (7/1/2016), kami sudah melakukan pertemuan dengan pihak keamanan dan suporter tuan rumah. Aremania punya hubungan baik dengam Mitman. Tetapi, memang di Tenggarong Aremania diharap tidak melakukan tiga hal yang disebutkan tadi," kata Fitra, Aremania Tenggarong.
Selama ini, Aremania memang masih menyanyikan lagu rasis yang ditujukan untuk suporter rival seperti Bonekmania (suporter Persebaya) dan Viking (suporter Persib Bandung).
Rivalitas ini terakhir memakan korban dengan meninggalnya dua suporter Aremania karena dikeroyok oleh oknum Bonekmania di Sragen, Jawa Tengah, pada 19 Desember 2015.
Sedangkan larangan kedua, menyalakan flare juga pernah dilakukan. Namun, akhir-akhir ini Aremania mulai tertib dengan menyalakan cerawat ketika pertandingan sudah berakhir.
Sementara untuk larangan terakhir, tindakan anarkis, Aremania dikenal sebagai suporter yang cinta damai. Sehingga aturan itu dianggap sangat bisa ditaati.
"Kami sudah sampaikan larangan itu kepada semua Aremania yang akan datang ke stadion. Meski mengoordinir ribuan orang itu susah, semua akan berupaya mematuhinya," ujar Fitra.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | - |
Komentar