Copa America 2015 menjadi tonggak 99 tahun ajang sepak bola antarnegara paling bergengsi di Amerika Selatan sejak pertama kali digelar pada 1916.
Sungguh sebuah ironi ketika Jorge Sampaoli, yang berasal dari Argentina, harus mengarsiteki tim nasional Cile yang mengalahkan tim nasional negaranya sendiri di final.
Cile menang adu penalti 4-1 usai duel waktu normal plus perpanjangan selama 120 menit berakhir imbang tanpa gol.
Terlepas dari latar belakang kebangsaan, Sampaoli memang layak diacungi jempol karena membangun tim bermental kemenangan sejak melatih Cile per 3 Desember 2012.
Dalam 16 pertandingan resmi pertama, Sampaoli mencatatkan rekor meraih 10 kali menang, tiga hasil imbang, dan hanya menderita tiga kekalahan.
La Roja memainkan sepak bola atraktif. Selama Kualifikasi Piala Dunia 2014, Cile menjadi tim terbaik ketiga di bawah Argentina dan Kolombia.
Sepanjang Brasil 2014,Cile memenangi hati banyak pecinta sepak bola dengan penampilan menyegarkan meski langkah terhenti di fase gugur usai dikalahkan Brasil lewat adu penalti.
Saat itu Sampaoli menjamin Cile akan kembali dengan tim yang jauh lebih kuat dalam kurun setahun untuk berlaga di Copa America. Sang pelatih menepati janji.
Generasi emas Cile 2015 mampu melebihi prestasi generasi emas terdahulu, pada periode akhir 1990-an ketika tim masih diisi Marcelo Salas dan Ivan Zamorano.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA Edisi 2.647 |
Komentar