Apabila publik Kalimantan Timur berharap final Piala Jenderal Sudirman (PJS) antara dua Mitra Kukar dan Pusamania Borneo, maka publik sepak bola Sumatra Barat juga punya harapan yang sama tetapi berbeda. Mereka mengharapkan Semen Padang (SP) dan Mitra Kukar yang berlaga di partai puncak. Kenapa?
Secara geografis, antara SP dan Mitra terpisah jauh. SP berbasis di Indarung, Kota Padang, sedangakan pasukan Naga Mekes ada di Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Namun, secara emosional, kedua tim punya hubungan yang melekat dengan para pencinta sepak bola Ranah Minang.
Baca juga:
- Taufiq luncurkan T-eight
- Sumut Waspadai Petinju Indonesia Timur di PON Jabar
- Arema Beri Porsi Latihan di Hari Libur
Apalagi kalau bukan pelatih kedua tim. Meski Mitra nun jauh di seberang pulau Borneo, tetapi tim ini dilatih oleh putra Minang yang juga mantan pelatih SP, Jafri Sastra.
Adapun Kabau Sirah, ditangani pelatih Nilmaizar, yang juga pernah melatih tim asal Kaltim, Putra Samarinda dan sebelumnya juga menjadi arsitek tim dari Bukit Indarung. Keduanya juga satu angkatan di PSP Padang, meski dalam karier sebagai pemain Nil lebih mentereng.
Kini, keduanya sama-sama Berjaya mengantarkan tim masing-masing ke semifinal PJS. Namun, menghadapi lawan berbeda.
Mitra bertemu Arema Cronus dan SP jumpa Pusamania Borneo. Peluang kedua tim untuk sama-sama sampai ke partai final sangat terbuka.
“Kami tahu lawan keduanya bukan tim sembarangan, tetapi tak ada salahnya kami berharap kalau Nil dan Jafri yang bertemu di final PJS,” sebut Muchtar Anwar, pendukung setia SP.
Apa pendapat Nil dan Jafri? “Kalau Allah mengizinkan kami bertemu di final. Namun, saya tak memikirkan itu. Yang penting SP bisa bermain sebaik mungkin dan memberikan yang terbaik kepada publik Sumbar,” kata Nil.
Hal senada juga disampaikan Jafri. “Kami ke Final? Yah, saya hanya melatih tim sebaik mungkin. Harapan itu hanya Tuhan yang tahu. Kalau yang di Atas mengizinkan, maka terjadilah itu,” kata Jafri.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | juara.net |
Komentar