Fabio Capello pernah berkata bahwa Roma menelan siapa pun. Tanyakan saja kepada Rudi Garcia, yang sedang menjadi mangsa keganasan Tim Serigala dan juga media.
Garcia telah dipecat sebagai pelatih Roma.
Hasil imbang melawan Milan (1-1) menjadi seri kedua dalam dua giornata terakhir. Selisih poin Roma dari pemimpin klasemen sementara pun bertambah.
Apa yang dialami Garcia cukup mengejutkan. Sekitar satu tahun lalu pelatih asal Prancis itu dipuji tifosi karena sukses membawa Roma menandingi Juventus dalam perburuan scudetto.
Sekarang, setelah I Lupi empat kali bermain imbang dalam lima partai terkini dan hanya tiga kali kalah dalam 15 laga terakhir, desakan untuk memecat pelatih berusia 51 tahun itu tak tertahankan.
[video]http://video.kompas.com/e/4694592539001_ackom_pballball[/video]
Benar kata Capello, pelatih terakhir yang membawa Roma meraih scudetto pada Serie A 2000/01.
"Sangat sulit bekerja di Roma," kata Capello kepada La Gazzetta dello Sport pada akhir tahun lalu.
"Tidak ada keseimbangan. Di Roma semua orang berubah dari gembira menjadi kecewa dalam waktu begitu cepat. Pekerjaan pelatih menjadi terasa sangat berat."
"Roma akan menelan siapa pun," ucap Capello.
Tanpa Trofi
Sejak memegang tim pada musim 2013/14, Garcia belum memberikan trofi juara buat Roma. Fakta tersebut yang membuat mantan pelatih Lille ini dalam posisi lemah.
Garcia dibela oleh kekasihnya yang juga bekerja sebagai presenter di stasiun televisi milik klub, RomaTV.
"Tidak benar bahwa semua tifosi ingin Garcia dipecat. Ada banyak juga yang tanpa banyak bicara tetap mendukung dia. Garcia memiliki mental juara. Ia menang di Prancis bersama tim kecil. Ia datang ke Roma dalam situasi di mana jika tak punya mental juara, Anda tidak bisa muncul lagi," kata Francesca Brienza.
Sang pacar benar. Dalam 11 tahun terakhir, hanya ada dua pelatih yang mampu bertahan lebih dari dua musim membesut Roma.
Garcia mampu melakukan hal itu, sedangkan nama-nama top tidak, seperti Luis Enrique (mundur setelah satu musim), Zdenek Zeman (dipecat sebelum satu musim penuh), dan Claudio Ranieri (mundur sebelum dua musim penuh).
Satu lagi pelatih yang sukses bertahan lebih dari dua musim adalah Luciano Spalletti, sang pengganti Garcia. Allenatore berkepala plontos ini selama empat setengah musim memegang Roma.
Di mata tifosi, citra Spalletti lebih baik dari Garcia. Ia memberikan tiga trofi juara kepada Roma, yakni dua gelar Coppa Italia dan satu Supercoppa Italiana. Pilihan yang wajar buat I Lupi.
Penulis: Riemantono harsojo
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no. 2.649 |
Komentar