Real Madrid membuka 2016 dengan situasi identik seperti awal 2015. Los Blancos bakal melawan rival yang sama, Valencia, di stadion yang sama pula: Mestalla!
Sungguh sebuah tekanan besar bagi pelatih Real Madrid, Rafael Benitez. Tahun lalu, persisnya 4 Januari 2015, Madrid juga bertandang ke Mestalla sebagai laga pembuka 2015.
Modal tim yang masih diarsiteki Carlo Ancelotti itu sebetulnya sangat keren: rekor klub dan Spanyol 22 kemenangan beruntun di semua ajang resmi Madrid!
Namun, apa daya, rekor tersebut putus di Mestalla. Madrid yang pada awal musim terkesan tangguh, kokoh, angker, maut, tajam, dan menyeramkan, harus takluk 1-2.
Ancelotti barangkali tak menduga kekalahan itu adalah sumber bencana. Setelahnya, Los Blancos limbung.
Sesudah laga itu sampai penutupan musim, Madrid kalah lagi dari Atletico (2 kali), Bilbao, Schalke dan Juventus di Liga Champion, serta Barcelona di el clasico.
Akibatnya, Madrid gagal meraih satu gelar pun pada pengujung musim 2014/15 dan Ancelotti dipecat.
Kelelahan para pemain jadi alibi utama. Pertengahan 2014, bintang-bintang Madrid memang bertarung di Piala Dunia Brasil 2014.
Kekalahan dari Valencia ketika itu dijadikan bukti bahwa Madrid kelelahan dan menjadi awal bencana. Kini, ketakutan, trauma, dan bisa jadi kekhawatiran yang sama menghinggapi Madrid.
“Valencia lawan yang sulit, sama seperti tahun lalu. Mereka tangguh dan kuat, namun kami ingin menang di sana. Semoga bisa terwujud,” tutur gelandang Los Blancos, Luka Modric, di As.
Mirip
Memasuki duel pertama di 2016, Benitez dihadapkan pada ulangan mimpi buruk. Kali ini, dia tentu berharap dejavu tak terjadi, Madrid meraih hasil yang lebih baik versus Valencia, Minggu (3/1).
Situasi Madrid sekarang dengan setahun lalu memang serupa tapi tak sama. Tak sama karena Madrid asuhan Rafa tak sesuperior tahun lalu. Madrid saat ini masih inkonsisten dari segi hasil dan produktivitas.
Di sisi lain, Madrid saat ini pun serupa karena mereka dilanda isu kelelahan dan cedera pemain juga.
Tahun lalu personel Los Blancos tidak punya waktu istirahat tengah musim karena tampil di Piala Dunia Klub Maroko 2015 dan laga uji coba penutup tahun melawan AC Milan bertajuk Dubai Football Chalenge di Uni Emirat Arab.
Duel yang disebut terakhir jelas minim makna dari sisi olah raga, tapi harus dilakukan personel Madrid atas nama komersialisasi.
Sekarang, Madrid dan tim-tim lain juga tak punya waktu istirahat tengah musim lantaran La Liga tetap dihelat pada akhir Desember dan awal Januari.
Situasi ini dipilih LFP (Liga Sepak Bola Spanyol) dan RFEF (Federasi Sepak Bola Spanyol) selaku penyelenggara La Liga atas permintaan pelatih timnas Spanyol, Vicente del Bosque.
Positifnya buat Madrid, Rafa tidak sekaku Ancelotti untuk urusan rotasi starter pemain sehingga memungkinkan Madrid tetap dalam kondisi fisik yang lebih baik saat melawan Valencia.
Fakta ini bisa penting bagi Cristiano Ronaldo cs. buat meraih hasil bagus awal 2016.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BOLA SABTU No. 009 |
Komentar