Mantan manajer Manchester United, David Moyes, kabarnya tak akan menolak jika mendapat kesempatan untuk kembali melatih Setan Merah.
Moyes merasa bahwa ia belum menyelesaikan tugasnya di klub asal Trafford itu.
Pria 52 tahun tersebut dipecat oleh manajemen Manchester United karena tak mampun meneruskan tradisi kemenangan sepeninggal Sir Alex Ferguson.
“Saya bisa melakukannya dengan berbeda jika tahu dari awal diberi kesempatan 10 bulan ketimbang enam tahun. Saya memiliki pemain hebat dan mereka baru saja memenangi Premier League bersama Sir Alex Ferguson,” ujar Moyes tentang pengalamannya di Man United di The Telegraph.
“Tapi saya membutuhkan waktu untuk berkembang dan tentu saja pergantian personel saat itu juga cukup memengaruhi kinerja tim. Semua tak bisa dilakukan hanya dalam waktu 10 bulan saja,” lanjut mantan manajer Everton itu.
[video]http://video.kompas.com/e/4668607431001_ackom_pballball[/video]
Kini, Moyes pun siap jika mendapat kesempatan kedua di Manchester United.
Kinerja Louis van Gaal yang mulai membuat pendukung United gerah mengancam masa depan manajer asal Belanda itu.
“Apakah saya mau mengambil pekerjaaan sebagai manajer Manchester United lagi? Ya, tentu saja saya mau. Sangat sedikit sekali manajer di dunia yang tak mau melatih United,” tambahnya.
Di tangan Moyes, Manchester United memang bisa dibilang jeblok. Moyes tak mampu meneruskan warisan tim juara Sir Alex Ferguson yang pensiun di tahun 2013.
Tugas Moyes terasa berat mempertahankan gelar juara ke-20 Setan Merah sepanjang sejarah terlebih karena manajemen tidak mendukungnya di bursa transfer musim panas seperti ketika Van Gaal pertama datang.
Bahkan United era Moyes pun hanya menempati peringkat ketujuh dan gagal total di Liga Champions.
Usai gagal di United, Moyes pun hijrah ke Spanyol dengan membesut Real Sociedad, tapi lagi-lagi kegagalam akrab dengan manajer kelahiran Beardsen, Inggris itu.
Moyes kini sedang menganggur usai dirinya dipecat Sociedad bulan November 2015.
[video]http://video.kompas.com/e/4680444242001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | The Telegraph |
Komentar