Pertengahan musim kerap disebut sebagai periode paling pas untuk menilai maupun mengevaluasi kinerja pelatih. Prospek sebuah tim pelan-pelan mulai terlihat ketika musim sudah berputar separuh jalan.
Andai prospek ke depan terlihat suram, sebuah klub perlu melakukan langkah taktis. Caranya bisa dengan mendukung sang pelatih via pembelian pemain baru di bursa transfer Januari atau malah sekalian mengganti nakhoda.
Pergantian nakhoda di tengah jalan belum lama ini pernah dilakukan Milan, tepatnya pada 2013/14.
Manajemen I Rossoneri ketika itu tak puas dengan kinerja pelatih Massimiliano Allegri, yang hanya mampu mempersembahkan 22 poin dalam 19 pertandingan liga.
Allegri dipecat pada paruh musim dan posisinya digantikan oleh Clarence Seedorf. Milan lebih sabar pada musim berikut dan tak menjatuhkan vonis pemecatan kendati Filippo Inzaghi cuma mampu membantu tim meraup 26 poin pada pertengahan musim.
Aspek yang menyelamatkan Inzaghi barangkali ialah rekornya yang cukup apik kontra tim-tim tradisional Italia semodel Juventus, Inter, Roma, Lazio, Napoli, dan Fiorentina.
Pada paruh pertama 2014/15, Milan sanggup mendulang sembilan angka kala bersua tim raksasa.
[video]http://video.kompas.com/e/4694592539001_ackom_pballball[/video]
Bagaimana dengan ahli strategi I Rossoneri saat ini, Sinisa Mihajlovic? Dia mampu mengumpulkan poin yang lebih banyak dari Allegri dan Inzaghi pada paruh musim.
Akan tetapi, soal hasil bentrokan dengan tim besar, Miha masih kalah dari Inzaghi, yang pada akhir musim 2014/15 dibebastugaskan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar