Bek tengah Benfica, Lisandro Lopez, menjadi buruan utama Fiorentina di calcio mercato Januari 2016, padahal lini pertahanan La Viola (Si Ungu) sudah bekerja baik di paruh pertama Serie A 2015/16.
Hingga pekan ke-17 Serie A, sebelum akhir pekan ini, Fiorentina menjadi tim paling banyak kebobolan (15 gol) di antara tim-tim penghuni empat besar.
Pemimpin klasemen, Inter, kemasukan 11 kali, diikuti Napoli (peringkat 3, 13 gol) dan Juventus (peringkat 4, 14 gol).
Namun, statistik kinerja pertahanan tidak berbohong.
Di antara tim empat besar, Fiorentina memiliki rataan terbaik untuk kategori menderita tembakan, yakni 8,7 per laga.Pertahanan tim asuhan Paulo Sousa lebih baik dari Inter (12,1), Napoli (10,2), dan Juventus (8,9).
Data itu bukti pertahanan Si Ungu sangat rapat sehingga lawan sulit menembak ke gawang mereka.
Pertahanan I Gigliati jugaterbaik dalam memotong serangan lawan, yaitu rata-rata 17,6 per laga. Juventus memiliki rataan 15,5; Inter 14,8; dan Napoli 11,5.
Pujian pantas diberikan untuk trio pertahanan Fiorentina, yang biasanya dihuni Gonzalo Rodriguez (tengah), Davide Astori (kiri), dan Facundo Roncaglia atau Nenad Tomovic (kanan).
Padahal, pada awal musim media-media Italia memvonis pertahanan sebagai titik terlemah Fiorentina.
Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Sousa terus menginginkan Lopez. Sousa menginginkan bek Argentina itu sejak bursa transfer tahun lalu.
[video]http://video.kompas.com/e/4693751074001_ackom_pballball[/video]
Sejak mercato musim panas ditutup September lalu, Direktur Olah Raga Fiorentina, Daniele Prade, juga mengaku pertahanan Viola butuh tambahan kekuatan.
Bek pilihan lain adalah Philippe Mexes (Milan), yang musim panas lalu nyaris bergabung dengan Fiorentina, Federico Fazio (Tottenham) atau Eder Balanta (River Plate).
Sementara itu, permintaan I Gigliati memulangkan Stefan Savic dengan status pinjaman ditolak Atletico Madrid.
Akhir Desember lalu, La Gazzettadello Sport menulis Sousa ingin memiliki tambahan pelapis bagi Rodriguez dan Astori.
Keterlibatan Fiorentina di babak 32 besar Liga Europa serta persaingan menuju puncak Serie A yang bakal semakin ketat menjadi alasan lain kenapa Sousa ingin tambahan pemain berkualitas di lini pertahanan.
Faktor keletihan yang menjadi ketakutan Sousa terlihat kala Fiorentina menyerah 1-3 kontra Lazio pada Sabtu (9/1/2016).
Kendati mencetak satu gol pada injury time, La Viola kebobolan dua kali di antara gol tersebut, yang memupuskan harapan mereka mengejar ketertinggalan 0-1 dari Lazio.
Kharisma dan Gaya Main
Untuk Sousa, Lopez adalah pilihan paling ideal. La Nazione menulis mantan gelandang tim nasional Portugal itu sangat menyukai kharisma dan gaya bermain bekberusia 26 tahun itu.
Situs Whoscored menyebut gaya bermain Lopez adalah senang mendribel bola untuk membangun serangan tim dan sering mengancam pertahanan lawan saat situasi bola mati lewat kemampuan berduel di udara.
Bek berukuran tinggi badan 189 cm itu memiliki kekuatan dalam tekel dan konsentrasi.
Sousa menginginkan bek sentral yang beroperasi di sisi kanan lebih baik dari Roncaglia dan Tomovic.
Lopez memiliki karakteristik tersebut. Savic juga. Mexes pun demikian dan kemampuan duel udara dari bek Prancis itu juga sering mengancam pertahanan lawan dalam situasi bola mati.
Data Whoscored hingga giornata 17 menunjukkan, Rodriguez memenangi 30 dari 49 duel udara. Astori memenangi tujuh dari 11 duel udara, Roncaglia 13 dari 25 dan Tomovic 18 dari 30 duel udara.
Selain memperkokoh pertahanan, Sousa tampak ingin memaksimalkan kedatangan bek baru untuk menambah ketajaman tim dalam situasi bola mati.
Dalam 17 pertandingan pertama Serie A musim ini, Fiorentina mencetak empat gol dari bola mati atau hanya 12 persen dari jumlah total gol Si Ungu.
Sebagai perbandingan, Inter mencetak lima gol dari situasi bola mati atau 22 persen dari total gol.
Penulis : Riemantono Harsojo
[video]http://video.kompas.com/e/4690694017001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no. 2.648 |
Komentar