Jose Mourinho sudah melambaikan tangan tanda perpisahan. Louis van Gaal diperkirakan bakal segera menyusul. Chelsea dan mungkin Manchester United sedang memperlihatkan ketidaksabaran mereka.
Buat Manchester United, sasaran mereka adalah era emas Sir Alex Ferguson (1986-2013).
Era itu menghadirkan 13 titel Premier League, 5 Piala FA, 4 Piala Liga, 10 Community Shield, 2 Liga Champion, 1 Piala Winner, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Interkontinental, dan 1 Piala Dunia Klub.
Sepeninggal Fergie, United berusaha merangkul era itu lagi dan hal itu tak mudah dilakukan.
David Moyes (Juli 2013-April 2014) gagal mencapainya. Di tangan Moyes, United hanya finis di posisi ketujuh EPL dan cuma mencapai babak ketiga Piala FA, semifinal Piala Liga, dan perempat final Liga Champion.
Trofi Community Shield 2013 jelas tidak cukup untuk menghibur. Moyes diberhentikan sebelum musim 2013-2014 selesai.
Pada 2014, Van Gaal datang dan prospeknya lumayan. Kendati tanpa gelar, United finis di peringkat empat EPL 2014-2015.
[video]http://video.kompas.com/e/4676246237001_ackom_pballball[/video]
Mereka kembali lolos ke Liga Champion 2015-2016 setelah absen pada 2014-2015. Akan tetapi, asa yang sudah mulai tumbuh itu berantakan musim ini.
Justru setelah start yang lebih bagus daripada 2014-2015, tim besutan Van Gaal melorot.
Berturut-turut mereka tersingkir di babak IV Piala Liga kontra Middlesbrough (28/10/2015), gagal lolos ke fase knock-out Liga Champion setelah kalah dari Wolfsburg (8/12/2015), dan sepanjang Desember gagal menang di EPL.
Sempat menempati peringkat pertama liga pada akhir September, United kini berada di luar zona Liga Champion.
Suara-suara yang mendesak pemecatan Van Gaal pun menguat. Mereka tidak sabar lagi melihat United lamban mencapai standar yang diharapkan.
Kebetulan pemilik suara-suara tersebut mempunyai standar yang sangat tinggi, standar Ferguson. United harus bermain bagus dengan meraih trofi.
Menurut para pembenci, Van Gaal gagal menuntaskan keduanya. Tidak peduli LvG mungkin masih berusaha menerapkan gayanya sendiri di Theatre of Dream.
Alhasil, ultimatum pun turun. Sang pelatih dikabarkan The Guardian hanya punya laga kontra Chelsea untuk menyelamatkan mukanya setelah klub kalah mengenaskan di Stoke pada Boxing Day (26/12/2015).
Laga terakhir LvG untuk membuktikan diri adalah kontra Chelsea untuk menyelamatkan kariernya di Old Trafford.
Harus Ada Trofi
Ketidaksabaran di pihak Chelsea lebih brutal. Pemilik The Blues, Roman Abramovich, rupanya mengharuskan siapa pun manajer klubnya untuk meraih gelar di setiap musim kompetisi.
Bukti tersaji jelas. Tanpa trofi pada musim pertama Abramovich menjadi pemilik klub, Claudio Ranieri ditendang pada akhir kompetisi 2003-2004. Mourinho bertahan pada 2004-2005 (EPL, Piala Liga), 2005-2006 (EPL, Community Shield), dan 2006-2007 (Piala FA, Piala Liga).
Tapi, begitu situasi tampak buruk di awal 2007-2008, Mourinho dipecat.
Luiz Felipe Scolari (2008-2009) mengalami nasib serupa. Carlo Ancelotti di musim 2009-2010 sukses dengan trofi EPL, Piala FA, dan Community Shield, tapi dia dipecat di akhir 2010/11 setelah gagal memperoleh satu pun trofi.
Menyusul kemudian Andre Villas-Boas, yang tak menyelesaikan kompetisi 2011-2012. Begitu pula Roberto Di Matteo. Dia dipecat pada pertengahan 2012-2013, tepatnya November 2012.
Mourinho adalah pengecualian di musim 2013-2014. Dia tidak meraih trofi , tapi dipertahankan untuk musim berikutnya. Saat itu ketidakpercayaan Abramovich pada Mou barangkali sudah timbul.
Musim 2014-2015 berakhir gemilang dengan Chelsea menjuarai EPL dan Piala Liga sehingga Mou masih bertahan. Pada Desember 2015, pemandangan Chelsea kelihatan mengkhawatirkan.
Dengan performa yang membuat tim terperosok ke peringkat 15 liga, Mou barangkali dianggap tidak akan mampu membawa The Blues memenangi trofi . Entah itu EPL, Piala FA, Piala Liga, maupun Liga Champion.
Apalagi, Chelsea juga kalah di Community Shield. Vonis pemecatan pun keluar.
Beban Berat
Chelsea menyebut kepergian Mou adalah kesepakatan bersama. Tapi, klaim itu dibantah The Special One.
"Selama kariernya, Jose kadang memilih meninggalkan sebuah klub. Tapi, hanya di Chelsea di mana pihak klub yang memutuskan dirinya harus pergi," begitu isi pernyataan agen Mou seperti dikutip Independent.
Tidak bisa tidak, para penerus tongkat kepelatihan di United dan Chelsea akan dihadapkan pada tugas berat seturut ketidaksabaran kedua klub. Jika Van Gaal dipecat, penggantinya lagi-lagi akan berada dalam beban harus membuat United kembali ke era Ferguson.
Apabila LvG bertahan, dia akan terus mendapatkan tekanan yang sama setiap kali United mendapatkan hasil jelek.
"Kenapa tim bermain defensif? Mengapa si A bermain di luar posisi ideal?" Itu kalimat-kalimat yang sudah pasti akan dimunculkan pengkritik.
Untuk Guus Hiddink, yang sudah dipastikan bakal menggantikan Mou, dia akan berusaha menjadikan festive period pada momen pergantian tahun sebagai titik balik buat Chelsea.
Tapi, titik balik itu tidak akan disertai dukungan kesabaran.
Melihat ke belakang, ke sejarah pelatih-pelatih pengganti Chelsea di era Abramovich, kecuali Hiddink bisa membawa Si Biru meraih trofi Liga Champion, maka masa kerja sang opa hanya akan sampai akhir musim ini.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.646 |
Komentar