Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

The Ranks: Perseteruan Derbi Matahari

By Senin, 14 Desember 2015 | 12:21 WIB
Fan Napoli mengamuk di Olimpico saat mengetahui rekan mereka ditembak saat final Coppa Italia, 3 Mei 2014.
PAOLO BRUNO/GETTY IMAGES
Fan Napoli mengamuk di Olimpico saat mengetahui rekan mereka ditembak saat final Coppa Italia, 3 Mei 2014.

Derby del Sole, derbi Matahari, antara Napoli dan Roma berakhir dengan skor 0-0 pada Minggu (13/12/2015). Duel sengit antara dua tim asal Italia Tengah dan Italia Selatan ini menyajikan banyak sejarah dan kisah panas, kontroversi, serta perseteruan kedua kubu.

Dari duel para legenda semisal Antonio Vojak dan Fulvio Bernardini, Diego Maradona serta Bruno Conti, hingga zamannya Edinson Cavani dan Francesco Totti, sampai kini Gonzalo Higuain dan Miralem Pjanic.

Derby del Sole memang tak pernah mengecewakan. Berikut adalah beberapa kisah pilihan, baik yang beraroma drama maupun kontroversi di derbi Matahari, yang pertama kali digelar pada musim 1929-1930 tersebut.

5. Ottavio! (19 Maret 1959)

Pada November 1958, Napoli menang telak tiga gol tanpa balas atas Roma di rumah sendiri.

Sekitar empat bulan berselang, Roma berambisi menuntut balas. Gunnar Nordahl, sang legenda AC Milan, saat itu menjadi pemain-pelatih. Nordahl baru saja pensiun sebagai pemain di awal musim.

Dalam guyuran hujan, Roma mengamuk. Mereka menghujani gawang Napoli dengan gelontoran delapan gol! Napoli menelan rekor kekalahan terbesarnya di Serie A. Sungguh tautan ironi yang sangat buruk mengingat kiper Napoli saat itu adalah Ottavio Bugatti. Dalam Bahasa Italia, Ottavio juga bisa diartikan angka delapan!

4. Maradona! (26 Oktober 1986)

Laga ini seperti perpindahan tongkat estafet kesuksesan. Roma, yang berjaya di awal 1980-an, bak menyerahkan tongkat kepada Napoli, yang sukses di akhir 1980-an. Derbi del Sole pada 26 Oktober 1986 mentas di Olimpico.

Sosok penentu di laga itu adalah sang megabintang, Diego Maradona. Ia mencetak gol tunggal penentu kemenangan 1-0 Napoli atas Roma di Olimpico, yang pertama dalam 10 tahun.

Kemenangan itu membawa Napoli naik ke peringkat pertama klasemen, posisi yang terus bertahan sampai akhir musim, sekaligus memberikan titel juara liga perdana Napoli.

3. 'Italian Salute' (25 Oktober 1987)

Setahun berselang, Roma kembali menjamu Napoli. Tak diduga, tim Napoli yang tangguh dan berstatus juara bertahan liga dengan sang bintang, Maradona, tertinggal 0-1 pada awal babak kedua. Sejumlah pemain Napoli tak mampu menahan emosi.

Alessandro Renica dan Careca diusir wasit. Namun, bermain dengan sembilan orang, Napoli justru mampu menyamakan skor menjadi 1-1.

Seusai laga, emosi fan dan pemain meluap. Gelandang Napoli, Salvatore Bagni, memberikan salam penghinaan ‘Italian Salute’ kepada fan Roma.

Sejak saat itu, perdamaian selama 11 tahun yang dilakukan fan Roma dan Napoli resmi berakhir.

2. Tunda Juara (10 Juni 2001)

Roma merancang sebuah skenario sempurna di Derby del Sole 2000-2001. Mereka bisa memastikan diri menjadi kampiun Serie A, untuk yang ketiga kali sepanjang sejarah, jika mengalahkan Napoli di rumahnya pada laga pekan ke-37.

Saat itu Napoli dalam kondisi terpuruk, terjerembab di dua terbawah klasemen. Tapi, Napoli menolak menyerah.

Mereka sempat tertinggal 1-2 oleh gol Gabriel Batistuta dan Francesco Totti. Namun, Napoli mampu menyamakan skor menjelang duel usai lewat gol Fabio Pecchia.

Keberhasilan memaksa Roma menunda pesta juara sampai pekan penentuan ini menjadi hiburan kecil bagi suporter Napoli yang harus rela melihat tim kesayangan mereka terdegradasi di akhir musim.

1. Ciro Esposito (3 Mei 2014)

Salah satu tragedi teraktual di Serie A Italia dalam laga yang sebetulnya tidak melibatkan AS Roma. Napoli bersua Fiorentina di final Coppa Italia 2013-2014, yang mentas di Olimpico, markas Roma.

Namun, menjelang laga, terjadi aksi penyerangan yang disebut media Italia dilakukan oleh sekelompok suporter ultras Roma terhadap fan Napoli. Tiga orang fan Napoli ditembak. Dua luka di lengan, satu di dada dan terluka parah.

Dialah Ciro Esposito. Ia dilarikan ke rumah sakit, berjuang untuk hidup selama 50 hari, hingga akhirnya meninggal dunia.

“Meninggalnya Ciro adalah kegagalan dari sistem sosial masyarakat. Penderitaan orang dari sepak bola seharusnya cuma berasal dari hasil, bukan tragedi seperti ini,” tutur Manajer Roma, Mauro Baldissoni.

Otoritas liga melarang fan Roma dan Napoli menemani timnya saat bertandang ke San Paolo maupun Olimpico. Duel kedua tim pada Minggu (13/12) menjadi pertemuan pertama yang melibatkan fan kedua kubu lagi usai tragedi Esposito.

Penulis: Rizki Indra Sofa

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.644


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X