Penguasaan bola kerap menjadi bagian terpenting dalam suatu pertandingan. Namun, bagi tiga tim semifinalis Piala Jenderal Sudirman, Semen Padang, Pusamania Borneo, dan Mitra Kukar, anggapan itu seolah tidak berlaku.
Dari tujuh pertandingan sejak fase grup, tiga tim tersebut memiliki rata-rata penguasaan bola tak lebih dari 50 persen.
Akan tetapi, justru mereka yang mampu lolos ke semifinal.
Padahal, pesaing mereka di babak 8 besar, seperti PS TNI, Persipura, dan Surabaya United, memiliki rata-rata penguasaan bola lebih tinggi, yakni menembus 50 persen.
Semen Padang dan Borneo hanya mencapai angka 44 persen, Mitra Kukar 47 persen, dan hanya Arema satu-satunya semifinalis yang menembus 55 persen.
Sementara itu, Persipura justru menjadi tim yang rata-rata penguasaan bolanya tertinggi, yaitu 59 persen.
Di bawah Mutiara Hitam ada PS TNI dengan 55 persen, Surabaya United 52 persen, dan Persija 46 persen.
“Penguasaan bola itu sangat penting. Tapi, tentunya harus di daerah lawan, bukan di daerah sendiri. Saat memegang bola, kami bisa membuat pola permainan sendiri,” kata Osvaldo Lessa, pelatih Persipura, menanggapi pentingnya penguasaan bola.
Namun, bagi pelatih Mitra, Jafri Sastra, dan arsitek Borneo, Kas Hartadi, pendapat Osvaldo tidak dibenarkan seutuhnya.
“Semua tergantung komposisi pemain yang kami punya. Kami bisa saja menunggu serangan balik karena kami memiliki pemain yang cepat untuk membongkar pertahanan lawan. Maka, kami tak perlu terlalu lama menahan bola,” ucap Kas.
“Semuanya akan berujung bagaimana kami bisa memanfaatkan peluang yang tercipta,” tutur Jafri.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BOLA SABTU No. 009 |
Komentar