PT Liga Indonesia (PT LI) memasuki tahap akhir dari penyusunan Liga Super Indonesia 2016. Rencananya, perusahaan penyelenggara kompetisi ini akan mengumpulkan 18 klub LSI pada Jumat (15/1/2016) mendatang.
Sekretaris PT LI, Tigorshalom Boboy, menjelaskan selama 2015 PT Liga fokus mempersiapkan LSI 2016. Hasilnya, di kompetisi mendatang, PT LI telah menyiapkan tiga terobosan yang mencakup urusan pemain, infrastruktur, dan finansial.
Terobosan-terobosan itu mereka rangkum sebagai Betha Project PT LI. Misalnya, di kompetisi tahun ini mereka berencana menetapkan pembatasan gaji pemain alias salary cap.
“Rencana ini sudah disampaikan sejak Agustus 2015. Kami berharap klub sudah mempelajari dan siap memberi masukan,” ujar Tigor, Jumat (1/1).
Rencana penerapan salary cap belakangan ini menjadi kontroversi. Karena itu, kata Tigor, PT LI mengaku siap jika diminta untuk menjelaskan langsung kepada para pemain.
Saat ini, PT LI telah merampungkan sejumlah urusan dalam persiapan LSI 2016.
“Misalnya menganalisis pendekatan klub terhadap sponsor, mensinerjikan keinginan semua stakeholder, berkomunikasi dengan para calon sponsor dan stasiun televisi, dan urusan lainnya,” tutur Tigor.
Selanjutnya, PT LI akan menyurati BOPI demi surat rekomendasi sebagai salah satu syarat digelarnya kompetisi. Namun, Menpora Imam Nahrawi meminta PT Liga tak hanya berkoordinasi dengan BOPI, melainkan Tim Transisi juga.
“Kalau itu yang diharapkan publik sepak bola, tidak apa-apa. Asal dilakukan dengan baik, akuntabel, dan berkoordinasi dengan Tim Transisi dan BOPI sebagai perpanjangan tangan pemerintah,” ujar Imam.
Bahkan, Imam mengingatkan PT Liga untuk tidak berandai-andai dapat menggelar kompetisi jika tidak mematuhi permintaan pemerintah.
“Jangan berandai-andai di luar syarat pemerintah, karena aparat kepolisian akan bertindak tegas,” katanya.
Klub Bernapas Lagi
Rencana itu pun mendapat respons positif dari klub-klub LSI, misalnya Surabaya United. Mereka mengaku sudah tak sabar menyambut kompetisi baru garapan PT LI tersebut.
“Ini yang kami tunggu-tunggu. Karena percuma saja kalau hanya turnamen-turnamen seperti sebelumnya,” ujar Rahmad Sumanjaya, manajer operasional Surabaya United.
Dengan kompetisi berputar kembali, Rahmad yakin klub-klub dapat kembali “bernapas”. Pasalnya, kompetisi pun memudahkan klub dalam memperoleh sumber dana sponsor dan pihak ketiga.
Arema Cronus mengaku sangat merindukan atmosfer kompetisi.
“Turnamen kan untuk sementara waktu mengisi kekosongan kompetisi saja. Yang dibutuhkan oleh klub tentu kompetisi jangka panjang,” kata CEO Arema, Iwan Budianto.
Jika hanya mengandalkan turnamen, kata Iwan, pembinaan pemain tidak akan berkelanjutan. Juara kompetisi resmi akan mendapat kesempatan tampil di Asia.
Klub LSI lain, Perseru, merespons apatis rencana tersebut.
“Rencana itu harus dipikir dan dibahas dengan serius karena menyangkut banyak hal. Selama masih berupa wacana, kami menganggapnya biasa saja,” tutur Yan Pieter Ayorbaba, Manajer Perseru.
Penulis: Persiana G./Fahrizal A./Iwan S./Gatot S
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BOLA Sabtu |
Komentar