Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, menutup musim 2015 sebagai runner-up. Dia gagal meraih gelar juara dunia ke-10 sepanjang karier setelah tertinggal lima poin dari rekan satu timnya, Jorge Lorenzo.
Bos Yamaha Tech 3, Herve Poncharal, mengatakan bahwa 2015 merupakan musim terbaik Rossi sepanjang 20 tahun berkarier di grand prix.
Rossi mengawali musim dengan menjadi jawara pada seri pertama di Qatar. Dia selalu memimpin klasemen hingga terlewat setelah seri terakhir di Valencia, awal November.
Poncharal juga menilai bahwa Rossi dan Lorenzo sama-sama layak mendapat gelar juara.
"Yamaha melakukan pekerjaan yang luar biasa. Mereka mendominasi kejuaraan dengan cara yang belum pernah terjadi dalam beberapa tahun," kata Poncharal kepada Crash.net.
Yamaha memenangi enam dari tujuh balapan pertama. Dari total 18 seri yang digelar mereka memenangi 11 di antaranya. Mereka menjadi juara dunia untuk pebalap, tim, dan konstruktor.
Lorenzo menjadi peraih kemenangan terbanyak yakni tujuh, sementara Rossi memenangi lima balapan dan selalu meraih poin pada setiap balapan.
"Menurut saya, Vale sudah melakukan sesuatu yang luar biasa, sejujurnya. Dia sudah 36,5 tahun. Bersaing dengan (Marc) Marquez, Lorenzo, kadang dengan (Dani) Pedrosa dan (Andrea) Iannone, di usia 10 atau 15 tahun lebih tua dari mereka adalah sesuatu yang luar biasa," kata Poncharal.
Poncharal mengatakan, kebanyakan orang berpendapat bahwa setelah kecelakaan di Sirkuit Mugello (Italia) 2010 yang membuat kakinya patah, Rossi sudah kehilangan masa emas.
Apalagi, pebalap Italia tersebut tidak meraih hasil maksimal ketika bergabung bersama Ducati pada 2011 dan 2012. Namun, yang terjadi pada 2015 membuka mata banyak orang.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | Crash |
Komentar