Banyak pengamat sepak bola berpendapat 2015-2016 ialah kesempatan terbaik bagi Arsenal untuk mengakhiri puasa gelar Premier League, yang telah berjalan satu dekade.
Opini tersebut didasari tiga hal. Pertama, keberadaan The Gunners di papan atas klasemen liga musim ini.
Kedua, buruknya performa dua tim yang selama ini menjadi rival berat perburuan titel: Chelsea dan Manchester United.
Ketiga, pesaing Arsenal dalam merengkuh mahkota EPL saat ini ialah tim-tim yang tidak memiliki sejarah kuat di kompetisi domestik, macam Leicester dan Tottenham.
Praktis, mungkin hanya Manchester City yang bisa menjegal upaya Arsenal kembali menjadi yang terbaik di Inggris.
Maka, guna menuntaskan dahaga gelar liga tahun ini, Arsenal perlu menghilangkan penyakit langganan mereka: Inkonsistensi
Tim arahan Arsene Wenger seharusnya nyaman berada di puncak klasemen pada Boxing Day gara-gara Leicester, yang duduk di posisi pertama saat Natal, menyerah 0-1 di tangan Liverpool (26/12/2015).
Nyatanya, Arsenal membuang kesempatan itu. Bermain 30 menit setelah kekalahan Leicester, London Merah justru takluk 0-4 dari Southampton.
Arsenal cenderung terlalu percaya diri menghadapi tim-tim yang dalam hal kualitas berada dibawah mereka.
Sebelum Soton, West Brom (21/11/2015) dan Norwich (29/11/2015) masing-masing bisa mengalahkan serta menahan imbang Arsenal.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no. 2.647 |
Komentar