Seperti sang pahlawan super dalam komik Marvel, Samir Handanovic dikenal sebagai sosok yang punya ketangkasan tinggi. Ia merupakan salah satu kiper yang piawai dalam urusan menggagalkan tendangan penalti lawan.
Berdasarkan statistik yang dimuat situs Transfermarkt, hingga saat ini Handanovic telah menggagalkan 33 dari total 87 tembakan penalti yang mengarah ke gawangnya.
Penyelamatan pertama Handanovic dilakukan pada pertandingan kontra Napoli yang digelar 15 Desember 2013.
Dengan cekatan, Handanovic berhasil menggagalkan tendangan penalti Goran Pandev pada babak kedua. Berkat reaksi cepatnya, kiper asal Slovenia itu kerap dijuluki Spider-man.
Memasuki musim 2015-2016, Handanovic sukses melakukan 44 kali penyelamatan dan 11 clean sheet.
Akurasi operannya mencapai 73 persen. Dalam laga Serie A terakhir kontra Udinese di Stadion Friuli (12/12/2015), Handanovic sukses menghalau serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Antonio Di Natale dkk.
[video]http://video.kompas.com/e/4658922284001_ackom_pballball[/video]
Meski punya peran vital terhadap kesuksesan Inter merajai klasemen Serie A musim ini, Handanovic enggan menerima pujian seorang diri.
"Kami mampu berada di puncak klasemen karena semua pemain memberikan kontribusi, dari kiper hingga penyerang. Kami terlihat solid jika dilihat dari posisi saya berdiri, yaitu garis gawang," kata Handanovic, seperti dilansir situs resmi Inter.
Ingin seperti Schmikes
Menjadi pesepak bola memang merupakan cita-cita Samir Handanovic sejak kecil. Namun, secara khusus ia memilih untuk menempati pos penjaga gawang karena melihat aksi salah satu kiper terbaik di Eropa, Peter Schmeichel.
"Sepupu saya menempati posisi sebagai penjaga gawang, jadi saya ikut mencoba bermain di posisi yang sama. Sejak kecil, saya selalu meniru dan mengidolakan Peter Schmeichel," kata Handanovic.
Saat ini Handanovic berhasil menyejajarkan dirinya dengan sang idola. Ia dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di Eropa.
Namanya mulai meroket saat dipinjamkan ke klub Serie B, Rimini, oleh Udinese.
Meski Rimini hanya fi nis di peringkat lima klasemen Serie B 2006-2007, mereka termasuk klub yang paling sedikit kebobolan.
Berkat aksi apik Handanovic, Rimini hanya kebobolan 38 gol. Handanovic pun menyandang status sebagai kiper terbaik kedua di Serie B musim itu, di bawah Gianluigi Buffon.
Sepanjang kariernya, Handanovic telah melakukan serangkaian penyelamatan spektakuler.
Namun, jika harus memilih, ia menyebut aksinya saat Inter Milan bertandang ke markas Bologna musim ini sebagai yang terbaik.
Dalam duel yang digelar 27 Oktober tersebut, Inter menang 1-0 berkat gol tunggal yang dibukukan Mauro Icardi.
[video]http://video.kompas.com/e/4582660546001_v1_pjuara_auto[/video]
"Setiap penyelamatan memiliki arti penting. Namun, jika harus memilih satu penyelamatan favorit, sejauh ini yang terbaik ialah saat menghadapi Mattia Destro pada menit-menit akhir dalam pertandingan melawan Bologna," ujar Handanovic.
Penulis: Wieta Rachmatia
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA 2.645 |
Komentar