Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Watford Kalah Tragis, Anak Manajer Menangis

By Septian Tambunan - Jumat, 1 Januari 2016 | 09:20 WIB
Manajer Watford, Quique Sanchez Flores (tengah), berjalan bersama dua pemain andalan dia, yaitu Troy Deeney (kiri) dan Heurelho Gomes, dalam pertandingan Premier League kontra Stoke City di Stadion Britannia, Stoke on Trent, Inggris, 24 Oktober 2015.
CHRIS BRUNSKILL/GETTY IMAGES
Manajer Watford, Quique Sanchez Flores (tengah), berjalan bersama dua pemain andalan dia, yaitu Troy Deeney (kiri) dan Heurelho Gomes, dalam pertandingan Premier League kontra Stoke City di Stadion Britannia, Stoke on Trent, Inggris, 24 Oktober 2015.

Manajer Watford, Quique Sanchez Flores (50), mengungkapkan bahwa buah hatinya yang masih berusia 12 tahun, Paulo, menangis ketika Odion Ighalo dkk kalah dengan tragis dari Tottenham Hotspur dalam laga Premier League pada Senin (28/12/2015).

Laga yang bergulir di Stadion Vicarage Road tersebut berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk The Liliywhites. Pasukan Flores harus bermain dengan sepuluh orang, setelah Nathan Ake menerima kartu merah pada menit ke-63.

Melihat gol penentu Tottenham yang dicetak Son Heung-min beberapa saat sebelum laga berakhir, Paulo pun menangis. Mungkin dia kaget karena tim sang ayah tidak pernah kalah dalam lima pertandingan sebelumnya.

[video]http://video.kompas.com/e/4678061616001_ackom_pballball[/video]

"Setelah pertandingan terakhir kami, anak saya, Paulo, menangis. Akan tetapi, dalam waktu beberapa detik, saya menemukan 10 alasan agar dia kembali bahagia dengan Watford," kata eks juru taktik Atletico Madrid itu dalam laman The Mirror.

"Saya mengatakan kepadanya, 'Paulo, kita harus bahagia'. Kami tim yang kompetitif. Kami memiliki hubungan baik dengan para penggemar. Mereka senang karena kami berada di posisi ke-8. Kami bermain baik. Kami memiliki 29 poin dan kami benar-benar dekat dengan tujuan kami," ucapnya lagi.

Flores mengungkapkan kalau pendukung Watford memiliki banyak alasan untuk menjadi bahagia. Dia pun menceritakan mengenai dua partai teranyar timnya.

"Saat kami kalah di menit terakhir melawan Tottenham dan ketika imbang di Chelsea, kami menginginkan sesuatu yang lebih. Kami tidak puas dengan situasi tersebut. Sangat bagus untuk tim memiliki mental kuat di ruang ganti," ujar pelatih kelahiran Madrid, Spanyol, itu.

[video]http://video.kompas.com/e/4680390789001_ackom_pballball[/video]


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : The Mirror


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X