Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kilas Balik 2015: Bintang di Tengah Konflik

By Kamis, 31 Desember 2015 | 23:29 WIB
Gelandang timnas Indonesia, Adam Alis, berlaga di SEA Games 2015
FERNANDO RANDY/BOLA/JUARA.net
Gelandang timnas Indonesia, Adam Alis, berlaga di SEA Games 2015

Masa 2015 bukanlah tahun yang baik untuk pesepak bola Indonesia, khususnya pemain muda. Pasalnya, tidak ada kompetisi kasta tertinggi atau level pembinaan yang menjadi media berkembangnya mereka. 

Liga Super Indonesia, Divisi Utama, LSI U-21, hingga Kualifikasi Pekan Olah Raga Nasional (PON) tidak diizinkan bergulir oleh pemerintah. Latar belakangnya ialah konflik PSSI sebagai federasi sepak bola Tanah Air dengan Kementerian Pemuda dan Olah Raga.

Meski begitu, Indonesia patut bersyukur karena masih ada nama-nama belia yang muncul ke permukaan di tengah konflik, seperti Adam Alis, Terens Owang Puhiri, dan Rudolof Yanto Basna.

1. Adam Alis

Adam Alis pertama muncul di Indonesia U-22 di Kualifikasi Piala AFF U-23 2016 dan SEA Games yang saat itu hampir tak bisa tampil akibat sanksi FIFA. Bila mengacu pada catatan timnas junior, kala itu namanya memang terbilang asing. Indonesia U-22 merupakan debutnya berseragam Merah-Putih.

Meski begitu, pemain yang saat ini bermain di kasta tertinggi Bahrain bersama East Riffa langsung mendapatkan kepercayaan penuh dari arsitek Garuda Muda, Aji Santoso.

Sejak babak penyisihan Grup B di SEA Games 2015 hingga perebutan peringkat tiga, gelandang kelahiran Jakarta, 19 Desember 1993, itu selalu mendapatkan tempat utama di lini tengah.

“Adam merupakan pemain bagus. Ia punya bakat untuk bisa berkembang lebih jauh,” kata Rahmad Darmawan, pelatihnya di Persija setelah melihat penampilan Adam di SEA Games.

2. Terens Owang Puhiri

Nama Terens Puhiri memang sudah tak asing lagi pada 2015. Pasalnya, ia sempat membela Indonesia U-16 dan U-19. Akan tetapi, ia lebih dikenal sejak tampil di Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman (PJS) bersama Pusamania Borneo FC.

Bahkan, Terens bersama Rudolof Yanto Basna (Mitra Kukar) dan Putu Gede Juni Antara (Surabaya United) menjadi tiga pemain U-21 yang mendapat kepercayaan penuh di penyisihan grup PJS.

“Bila tidak ada peraturan khusus menurunkan pemain U-21 pun saya akan tetap mengandalkan dia. Terens bermain dengan cepat dan penguasaan bolanya bagus,” tutur Kas Hartadi, pelatih Borneo FC.

3. Rudolof Yanto Basna

Sama seperti Terens, Rudolof Yanto Basna bukanlah nama baru di sepak bola nasional. Namun, pada 2015, khususnya saat terjun di Piala Jenderal Sudirman membela Mitra Kukar, sosok Yanto lebih diketahui banyak orang bahwa dirinya punya kualitas bagus.

Ia menjadi pilihan utama pelatih Jafri Sastra dalam mengawal lini pertahanan. Dengan rambut eksentriknya, pemain asal Papua berusia 20 tahun itu tampil sigap dalam meredam serangan lawan.

Menurut Yanto, peraturan PJS yang mewajibkan tim memainkan pemain U-21 ialah sebuah momentum.

“Aturan itu sangat menguntungkan kami. Jika sebelumnya tak punya kesempatan main, kini kami harus tampil. Semua tergantung si pemain, bisa atau tidak memanfaatkan peluang itu untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya,” ucap jebolan SAD Indonesia serta Indonesia U-19 dan U-21 itu.

(Kukuh Wahyudi/Gatot Susetyo)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X