UEFA sadar kelas Liga Champion (LC) masih jauh di atas Liga Europa (LE). Perubahan pun dibuat dengan memberikan tiket ke LC buat pemenang LE.
Perubahan itu berbuah positif. Salah satu indikasinya ialah tingkat keseriusan para peserta. Ambil contoh klub Italia yang biasanya malas menurunkan tim utama di ajang LE karena mengganggu performa di Serie A akibat jadwal yang terlalu dekat dengan laga akhir pekan.
Untuk pertama kali sejak 2001-2002, terdapat dua wakil Italia di semifinal. Pada musim tersebut, Inter Milan dan AC Milan menjadi wakil Negeri Spageti. Pada 2014-2015, Italia mengirimkan Napoli dan Fiorentina. Hal yang unik ialah di dua kesempatan itu tak ada tim Italia di final.
Pada final 2014-2015 yang digelar di Warsawa, Polandia, Sevilla berhasil mempertahankan gelar yang mereka raih pada musim sebelumnya. Menghadapi Dnipro Dnipropetrovsk dari Ukraina, Sevilla menang 3-2.
Berkat kemenangan itu, Sevilla menjadi tim paling sukses di Liga Europa (termasuk Piala UEFA) dengan total empat gelar. Total empat trofi LE tersebut didapat hanya dalam satu dekade terakhir (2006, 2007, 2014, dan 2015)!
Sevilla melangkahi rekor yang dibuat Juventus, Inter, dan Liverpool (tiga gelar).
Tak cuma Sevilla, ajang LE juga menjadi lahan favorit baru klub Spanyol. Sejak 2003-2004, sudah sembilan kali wakil Spanyol tampil di final. Dalam periode itu, dua kali terjadi all Spanish final: Sevilla vs Espanyol (2006/07) dan Atletico Madrid vs Athletic Bilbao (2011/12).
"Anda harus memberi selamat buat Spanyol. Seluruh wakil mereka mencoba tampil bagus di ajang ini. Lihat saja berapa final yang sanggup mereka raih dalam beberapa tahun terakhir. Klub Spanyol punya sikap yang tepat buat menjalani Liga Europa," kata Sir Alex Ferguson, anggota UEFA Technical Observer Group dalam buletin review LE.
Data-Fakta Final
Dnipro vs Sevilla 2-3
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar