Surabaya United menjadi tim yang paling sering terjebak offside, total 21 kali. Pusamania Borneo dan Persija yang berada di urutan selanjutnya sama-sama 13 kali terjebak offside.
PSM paling sedikit kebobolan
PSM Makassar yang tak lolos ke babak 8 besar tercatat sebagai tim yang paling sedikit kebobolan.
Gawang Dimas Galih hanya kebobolan 2 kali dari 4 pertandingan atau rata-rata 0,5 gol per laga. Lebih baik dari Arema yang kebobolan 3 gol atau rata-rata 0,6 gol per laga.
Tapi, untuk urusan tak kebobolan alias clean sheet, Semen Padang punya catatan lebih baik. Jandia Eka Putra tak kebobolan dalam 3 pertandingan. Jumlah yang sama dengan Pusamania Borneo FC, Arema, dan Persija.
Semen Padang bisa tampil baik menjaga gawangnya, selain performa Jandia juga karena pemainnya mampu bertahan dengan baik.
Total 143 tekel sukses dilakukan yang jadi catatan tertinggi di turnamen ini disusul PS TNI dengan 129 tekel sukses dan Mitra Kukar 119 tekel sukses.
Urusan blok tembakan, Semen Padang juga yang paling banyak, yaitu sebanyak 27 kali. Persija menyusul dengan 20 kali dan Mitra Kukar 15 kali.
Dalam urusan intersepsi pun Semen Padang paling baik. Hengki Ardilles dan kawan-kawan total memotong bola 140 kali. Jumlah itu disusul PS TNI dengan 129 kali dan Persija 123 kali.
Sementara itu, gawang PS TNI menjadi yang paling banyak menghadapi tendangan dari lawan. Total 37 tendangan merah ke gawang yang dijaga Dhika Bhayangkara.
Sang kiper juga melakukan 29 kali penyelamatan, jumlah terbanyak di turnamen ini. PS TNI juga tercatat paling banyak melakukan sapuan dengan 201 kali.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Labbola |
Komentar