Wilayah Italia Tengah dan Italia Selatan relatif lebih hangat ketimbang bagian utara. Kecenderungan itu merupakan salah satu alasan kenapa bentrokan Roma dengan Napoli dilabeli sebagai derby del sole alias derbi matahari.
Roma bermarkas di Italia Tengah, sementara Napoli merepresentasikan kekuatan wilayah selatan.
Namun, menjelang derby del sole edisi ke-168 di San Paolo, Minggu (13/12/2015), baik tuan rumah Napoli dan Roma seperti sedikit kehilangan kehangatan mereka jika acuannya adalah perolehan hasil di Serie A 2015-2016.
Napoli pekan lalu kalah 2-3 di markas Bologna. Di lain sisi, Roma memperpanjang rangkaian nirkemenangan mereka menjadi tiga laga, usai berbagi skor 1-1 dengan Torino pada pekan ke-15.
[video]http://video.kompas.com/e/4647614980001_ackom_pballball[/video]
Hasil-hasil di kompetisi antarklub Eropa juga tak menolong Roma. Jika turut memasukkan perolehan di Liga Champions 2015-2016, Miralem Pjanic dkk sudah puasa tripoin selama lima laga terakhir (dua kekalahan, plus tiga imbang).
Bahkan, situasi ruang ganti Tim Serigala juga dikabarkan memanas.
La Gazzetta dello Sport memberitakan adu argumen hebat terjadi antara Pjanic dan Kostas Manolas pada jeda babak laga penyisihan grup Liga Champion kontra BATE medio pekan ini.
Sebaliknya, kompetisi antarklub Eropa malah memungkinkan Napoli untuk sedikit mengembalikan sinar dan kehangatan mereka. Lima hari setelah ditekuk Bologna, I Partenopei mengamuk dan membabat Legia Warszawa 5-2 di Liga Europa.
Napoli menjadi satusatunya wakil Italia di kompetisi antarklub Eropa yang mencatat rekor sempurna, selalu menang.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BOLA SABTU No. 006 |
Komentar