“Sungguh membingungkan. Seumur hidup saya belum pernah melihat striker yang begitu sering menendang kaki pemain lain sepertinya. Seolah-olah dia adalah seorang bek, tapi menempati posisi penyerang.”
Pernyataan tersebut meluncur dari mulut legenda sekaligus eks Direktur Olah raga Real Madrid, Jorge Valdano, ketika dimintai komentar soal karakteristik permainan Diego Costa beberapa waktu lalu.
Valdano berkata demikian setelah menyaksikan penampilan Costa, yang kala itu masih berseragam Atletico Madrid, di pertandingan semifinal Copa del Rey 2012-13 versus Sevilla.
[video]http://video.kompas.com/e/4643916967001_ackom_pballball[/video]
Dia menyebabkan dua pemain lawan terkena kartu merah berkat kemahiran dalam melakukan provokasi fisik dan verbal.
Hanya saja, Costa tak selalu berhasil menjerumuskan lawan mengingat ia sendiri justru lebih sering terpancing emosi dan menerima kartu kuning dan kartu merah dari wasit. Hal inilah yang kerap menimbulkan kerugian bagi klub tempatnya bernaung.
Kontroversi seakan-akan menempel pada Costa. Seorang kolumnis Inggris bernama Daniel Taylor mengungkapkan bahwa perilaku striker naturalisasi Spanyol itu sudah menyimpang sejak masih merintis karier di tanah kelahirannya, Brasil.
Costa pernah dilarang bertanding selama empat bulan akibat menampar wajah pemain lawan dalam sebuah pertandingan. Taylor menyebutkan ia memiliki hobi menciptakan konflik dengan penghuni lini pertahanan di kubu rival.
Pada dua musim terakhir, yakni 2013-14 dan 2014-15, tingkah laku negatif Costa masih diimbangi dengan ketajaman di atas lapangan.
[video]http://video.kompas.com/e/4636912307001_ackom_pballball[/video]
Gol-golnya berjasa mendatangkan sejumlah prestasi bergengsi buat Atletico Madrid (La Liga dan finalis Liga Champions) serta Chelsea (Premier League dan Piala Liga Inggris).
Situasi memburuk saat memasuki edisi 2015-16. Perilaku menyimpang terbaru Costa adalah aksi pelemparan rompi ke arah pelatihnya, Jose Mourinho, sebagai bentuk kekecewaan lantaran tak jadi bermain dalam pertandingan kontra Tottenham, Minggu (29/11/2015).
Berselang tiga hari kemudian, Costa bahkan ketahuan menghabiskan waktu di sebuah tempat hiburan malam. Media Inggris memotret tingkah laku Costa bersama dua rekan setimnya, Ramires dan Kenedy, saat meninggalkan klab Libertine pada Kamis pukul 03.15 waktu London.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA (Indra Citra Sena) |
Komentar