Dalam kamus sepak bola modern, investasi jamak disebut sebagai prasyarat bagi hadirnya serangkaian prestasi. Walau sempat berinvestasi mumpuni pada awal 2000-an, Rosoneri kini kelimpungan.
Ujar-ujar tersebut pernah berlaku bagi AC Milan, tepatnya di era kepelatihan Carlo Ancelotti pada 2001 sampai 2009.
Pada musim panas 2001, Milan dengan enteng menjadikan Manuel Rui Costa sebagai pembelian termahal mereka sepanjang sejarah.
Rui Costa dipinang Il Diavolo Rosso dari Fiorentina dengan mahar 42 juta euro.
Berbekal pemain berkualitas yang tentu punya gaji tak murah, pada rentang 2002 sampai 2009 Il Diavolo, merengkuh sepasang titel Liga Champion, satu Serie A, satu Coppa Italia, dan satu trofi Piala Dunia Klub.
"Di Milan pada masa itu, kami mampu memiliki pemain seperti Alessandro Costacurta, Jaap Stam, Rivaldo, Rui Costa, dan Filippo Inzaghi di bangku cadangan. Kami punya 22 hingga 23 atlet papan atas," tutur eks pemain Milan, Gennaro Gattuso, di situs FIFA.
[video]http://video.kompas.com/e/4669256435001_ackom_pballball[/video]
"Agar Milan dan sepak Italia secara keseluruhan bisa kembali bersaing, kami harus mulai berinvestasi lagi," lanjut pria yang akrab disapa Rino itu.
Saran Gattuso didengar oleh manajemen Milan dan klub-klub besar Italia lain. Milan, Juventus, serta Inter Milan sangat aktif di pasar pemain musim panas 2015.
Belanja besar Inter sejauh ini tak sia-sia. Menghuni posisi ke-11 pada Natal 2014, I Nerazzurri melesat ke peringkat pertama pada Natal tahun ini. Perolehan poin mereka juga terdongkrak sebanyak 14 biji!
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.646 |
Komentar