Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia Kekurangan Bibit Tunggal Putri Berkualitas

By Jumat, 4 Desember 2015 | 20:25 WIB
Pemain tunggal putri Indonesia, Linda Wenifanetri tengah berusaha mengembalikan kok pada pertandingan babak perempat final Indonesian Masters di Graha Cakrawala, Malang, Jumat (4/12/2015)
Badminton Indonesia
Pemain tunggal putri Indonesia, Linda Wenifanetri tengah berusaha mengembalikan kok pada pertandingan babak perempat final Indonesian Masters di Graha Cakrawala, Malang, Jumat (4/12/2015)

Pelatih tunggal putri nasional, Bambang Supriyanto, mengakui kurangnya bibit tunggal putri berkualitas di Indonesia. Hal ini terlihat dari kegagalan para pemain pelatnas pada turnamen Indonesian Masters 2015 yang berlangsung di Graha Cakrawala, Malang, 1-6 Desember.

"Saat ini kami memang kekurangan bibit tunggal putri yang berkualitas. Ini adalah PR buat kita semua. Saat ini kita harus fokus pada pemain seusia Gregoria (Mariska), usia 17 tahunan harus sudah mulai dibina," kata Bambang.

"Tunggal putri berbeda dengan tunggal putra yang sekarang punya bibit seperti Ihsan (Maulana Mustofa), Anthony (Sinisuka Ginting), Jonatan (Christie), dan Firman (Abdul Kholik)," ucap Bambang.

Di turnamen ini, para pemain muda, di antaranya Fitriani, Priskila Siahaya, dan Dinar Dyah Ayustine terhenti pada babak pertama. Nasib sama dialami Gregoria yang dihentikan unggulan pertama asal India, Sindhu PV.

Hanna Ramadini pun tak dapat melanjutkan perjalanan di turnamen berhadiah total 120 ribu dollar AS ini setelah ditundukkan Maria Febe Kusumastuti pada babak kedua. Sebagai wakil terakhir tunggal putri pelatnas di babak perempat final, Linda Wenifanetri, juga terhenti, Jumat (4/12/2015).

Linda dikalahkan sesama pemain Indonesia dari PB Mutiara Cardinal Bandung, Hera Desi Ana Rachmawati, dengan  21-19, 22-24, 15-21.

"Hera hari ini tampil cukup bagus. Dia memang punya stroke yang bagus. Sedangkan Linda punya trauma dengan keunggulan 20-14 dan kemudian terususul oleh lawan. Linda juga terlalu mudah kehilangan sampai 3-4 angka," jelas Bambang.

Tentang perkembangan pembinaan di tunggal putri yang lebih menantang ketimbang sektor lain, Bambang mengatakan bahwa ini merupakan PR yang mesti dicari jalan keluarnya bersama-sama.

"Bicara tunggal putri tidak bisa lihat hasil jangka pendek. Paling tidak harus 4-5 tahun mendatang baru kelihatan hasilnya. Pola pembinaan di klub-klub besar pun harus ditingkatkan," tambahnya.

Menurut Bambang, dengan kondisi seperti ini, peluang Linda (peringkat ke-24 dunia) dan Febe (peringkat ke-21) untuk lolos ke Olimpiade Rio 2016 sama besar.

"Jika dilihat peringkat, ke depan perlu dilihat lagi. Siapa di antara mereka yang bisa melawan pemain-pemain Top 10. Kalau saya pribadi menyerahkan semuanya kepada PBSI apakah Linda atau Febe yang akan dikirim ke Olimpiade," ucap Bambang.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : badmintonindonesia.org


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X