Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Adinda Pricilla, Pembuat Heboh Stadion Kanjuruhan

By Suci Rahayu - Selasa, 1 Desember 2015 | 20:29 WIB
Adinda Pricilla saat menghampiri pemain Persipasi Bandung Raya (PBR) di laga menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (28/11/2015).
SUCI RAHAYU/JUARA.net
Adinda Pricilla saat menghampiri pemain Persipasi Bandung Raya (PBR) di laga menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (28/11/2015).

Aba-aba dari wasit membuatnya berlari dengan gesit ke dalam lapangan. Rambutnya yang panjang dan dikuncir tampak bergerak-gerak mengikuti ayunan kaki. Ia dengan cekatan memberikan perawatan kepada pemain yang cedera.

Dia adalah Adinda Pricilla atau yang akrab disapa Cia, fisioterapis tim Persipasi Bandung Raya (PBR). Cia muncul sebagai pembeda di tengah dominasi pria di lingkungan sepak bola. Berlaga di Piala Jenderal Sudirman dengan venue Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Cia kerap mendapatkan sorakan dari supporter.

Bahkan, ada guyonan di stadion. Selain saat terjadinya gol, suporter juga bersorak saat Cia berlari menangani pemain PBR yang membutuhkan perawatan karena cedera.

Menanggapi perannya di antara mayoritas pria yang berkecimpung di dunia sepak bola, Cia menanggapi hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa dan ia tidak merasa canggung.

“Tidak perlu canggung karena di awal sekolah juga sudah tahu pasiennya bakal ada laki-laki dan perempuan,” ucap lulusan Fisioterapi Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini.

Tugas Cia di PBR bukan hanya tampak saat di lapangan, ia juga harus memantau kondisi pemain yang terkena cedera. Seperti saat striker PBR, Gaston Castano, harus menjalani perawatan. Cia juga harus menyiapkan serangkaian program dan tahapan latihan yang dijalani Gaston agar bisa cepat sembuh dari cedera.

“Saya juga menyusun program latihan apa saja yang diperlukan, tentu sesuai dengan kebutuhan pemain yang tengah cedera,” ujarnya.

Cia mengaku, terjun ke dunia sepak bola sebagai fisioterapis tidak ada dalam bayangan. Bahkan, selepas SMA ia lebih memilih untuk tidak melanjutkan sekolah formal karena bercita-cita menjadi model. Namun, berdasarkan saran sang ibu, akhirnya ia masuk ke jurusan Fisioterapi.

Pilihan sang ibu terbukti tepat. Lama-lama, Cia menikmati perannya sebagai fisioterapi.

“Saya kemudian menganggap fisioterapi ini sebagai hobi,” ujarnya.

Cia menuturkan bahwa kiprahnya sebagai fisioterapis di tim sepak bola bukan karena uang, namun lebih pada kecintaannya pada olah raga terpopuler ini.

“Sejujurnya, pemasukan utama saya tidak datang dari sepak bola. Saya punya pekerjaan lain, masih ada klinik yang harus saya urusi,” ucap Adinda Pricilla.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X