Aba-aba dari wasit membuatnya berlari dengan gesit ke dalam lapangan. Rambutnya yang panjang dan dikuncir tampak bergerak-gerak mengikuti ayunan kaki. Ia dengan cekatan memberikan perawatan kepada pemain yang cedera.
Dia adalah Adinda Pricilla atau yang akrab disapa Cia, fisioterapis tim Persipasi Bandung Raya (PBR). Cia muncul sebagai pembeda di tengah dominasi pria di lingkungan sepak bola. Berlaga di Piala Jenderal Sudirman dengan venue Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Cia kerap mendapatkan sorakan dari supporter.
Bahkan, ada guyonan di stadion. Selain saat terjadinya gol, suporter juga bersorak saat Cia berlari menangani pemain PBR yang membutuhkan perawatan karena cedera.
Menanggapi perannya di antara mayoritas pria yang berkecimpung di dunia sepak bola, Cia menanggapi hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa dan ia tidak merasa canggung.
“Tidak perlu canggung karena di awal sekolah juga sudah tahu pasiennya bakal ada laki-laki dan perempuan,” ucap lulusan Fisioterapi Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini.
Tugas Cia di PBR bukan hanya tampak saat di lapangan, ia juga harus memantau kondisi pemain yang terkena cedera. Seperti saat striker PBR, Gaston Castano, harus menjalani perawatan. Cia juga harus menyiapkan serangkaian program dan tahapan latihan yang dijalani Gaston agar bisa cepat sembuh dari cedera.
“Saya juga menyusun program latihan apa saja yang diperlukan, tentu sesuai dengan kebutuhan pemain yang tengah cedera,” ujarnya.
Cia mengaku, terjun ke dunia sepak bola sebagai fisioterapis tidak ada dalam bayangan. Bahkan, selepas SMA ia lebih memilih untuk tidak melanjutkan sekolah formal karena bercita-cita menjadi model. Namun, berdasarkan saran sang ibu, akhirnya ia masuk ke jurusan Fisioterapi.
Pilihan sang ibu terbukti tepat. Lama-lama, Cia menikmati perannya sebagai fisioterapi.
“Saya kemudian menganggap fisioterapi ini sebagai hobi,” ujarnya.
Cia menuturkan bahwa kiprahnya sebagai fisioterapis di tim sepak bola bukan karena uang, namun lebih pada kecintaannya pada olah raga terpopuler ini.
“Sejujurnya, pemasukan utama saya tidak datang dari sepak bola. Saya punya pekerjaan lain, masih ada klinik yang harus saya urusi,” ucap Adinda Pricilla.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | - |
Komentar