an.
Ditemui pada kegiatan reuni mantan pemain Primavera-Baretti di Lapangan C Senayan, Kamis (3/12), Tommy membagikan pengalamannya paling berkesan selama dua tahun ia menimba ilmu di Negeri Pizza itu.
“Paling berkesan adalah ketika kami mendapat kesempatan beruji coba melawan tim Sampdoria yang saat itu diperkuat oleh Ruud Gullit,” ujar pria kelahiran 3 April 1978 itu. “Selain itu, saya juga bisa menyaksikan atmosfer langsung pertandingan-pertandingan Serie-A."
Adik dari pesepak bola yang juga merupakan jebolan timnas Primavera lain, Indriyanto Nugroho, itu menyatakan bahwa dia banyak mendapatkan ilmu ketika belajar di Italia.
“Kami para pemain diajarkan bermain sepak bola dengan benar,” ujar mantan pemain Persis Solo itu.
Tommy juga mengingat sosok pelatihnya di Italia, Romano Matte. “Dia yang menuntun disiplin para pemain. Kami juga diajarkan sepak bola khas Italia yang meminta para pemain agar memiliki defend yang kuat, namun efektif dalam meraih kemenangan,” ujar Tommy.
Tommy, yang saat ini merupakan pelatih dari Kabomania U-14, mencoba menularkan faktor disiplin dan permainan efektif yang didapatkannya dulu kepada anak asuhnya kini.
“Kabomania di bawah asuhan saya sering sekali menang dengan skor tipis, yang terpenting adalah kami menang dan jarang kebobolan,” ujar Tommy.
Kabomania U-14 mengikuti Liga Kompas Gramedia U-14 musim 2015. Sejauh ini, mereka baru kebobolan empat kali dan menguasai klasemen sementara LKG 2015.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | juara.net |
Komentar