“Bersatu untuk Kuat!” pekikan itu menggema di Lapangan Banteng, Jakarta, ketika salah satu klub internal Persija bernama Union Makes Strength (UMS) bersiap untuk memulai pertandingan.
Klub yang berdiri 15 Desember 1905 ini mungkin baru terdengar oleh kalangan muda masa kini. Akan tetapi, bagi generasi tua klub ini bagaikan cerita manis sepak bola Indonesia.
Klub ini sangat jaya di era sebelum dan sesudah kemerdekaan. Klub ini pernah menyumbangkan pemain bagi Persija dan juga Indonesia.
Beberapa nama dari mereka adalah pemmain yang mampu menyumbangkan gelar juara bagi perkumpulan sepak bola Jakarta di kompetisi tertinggi di Indonesia.
Ya, UMS memang bukan klub sembarangan. Masa lalu tim ini penuh cerita indah yang layak kita ketahui.
Klub ini terlahir dengan nama Tiong Hoa Oen Tong Hwee (THOTH) pada 15 Desember 1905 oleh mendiang Song Chong Sin.
Kala itu, THOTH belum memainkan cabang sepak bola di perkumpulan olah raga yang memang khusus etnis Tionghoa itu. Mereka masih fokus dengan bidang olah raga seperti atletik, tenis dan renang.
Baru pada 20 Februari 1912 muncul cabang sepak bola yang didirikan oleh Oey Keng Seng dan Louw Hap Ie dengan nama Tiong Hoa Hwee Koan (Pa Hua) FC.
Nama Union Makes Strength mulai dipakai pada 2 Agustus 1914 dan THOTH melebur bersama dengan UMS.
Untuk menghormati THOTH sebagai organisasi olah raga etnis Tionghoa yang sudah lebih dulu muncul, UMS memakai 15 Desember 1905 sebagai tahun kelahiran mereka. (bersambung)
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | berbagai sumber, Buku 50 Tahun UMS |
Komentar