Juergen Klopp tengah menikmati kesuksesan kariernya sebagai manajer sepak bola. Dia kini disanjung setelah berhasil mengangkat performa raksasa Premier League, Liverpool, yang sempat terpuruk pada awal musim 2015-2016 ini.
Namun, siapa sangka Klopp sempat memiliki cita-cita yang jauh dari lingkungan sepak bola ketika masih muda.
Ya, mantan pelatih Borussia Dortmund ini pernah ingin menjadi dokter yang tentu saja lebih akrab dengan peralatan seperti stetoskop dibandingkan dengan lapangan bola, sepatu bola serta kostum olahraga yang nyaris selalu dikenakan sekarang.
Lantas, mengapa Klopp tak mampu mewujudkan impiannya pada masa muda itu? Ternyata, Klopp tidak cukup cerdas untuk menjadi seorang dokter karena nilainya tidak pernah memenuhi syarat.
Kisah masa lalu Klopp ini tertuang dalam pernyataannya dalam ebook yang baru saja diterjemahkan, Reading The Game. Karena itu, dia mengubah haluan menjadi seorang pesepak bola profesional.
Rupanya, pilihan pria 48 tahun ini tepat dan mungkin takdir yang membawa dia sebagai "penghibur" di lapangan hijau.
Meskipun kariernya sebagai pesepak bola tidak terlalu gemilang, tetapi saat menjadi pelatih, Klopp mampu memperlihatkan kejeniusan sehingga mampu membawa Dortmund memutus dominasi Bayern Muenchen di Bundesliga.
Selama menjadi bos di Signal Iduna Park pada 2008 hingga 2015, pria kelahiran 16 Juni 1967 ini mengantarkan Dortmund menjadi juara Bundesliga pada 2012-2013 dan 2013-2014, juara DFB Pokal 2013-2014 dan 2014-2015 serta menjadi finalis Liga Champions 2012-2013.
"Awalnya, seorang dokter," ujar Klopp ketika ditanya apa keinginannya saat remaja. "Saya pikir saya masih memiliki sindrom pembantu sampai batas tertentu."
"Namun saya tidak akan berbohong, saya tak yakin cukup cerdas untuk berkarier sebagai dokter. Ketika mereka membagikan sertifikat A-Level, kepala sekolahku mengatakan kepadaku: 'Saya berharap bisa sukses dengan sepak bola, karena ini tidak terlalu bagus untukmu'."
Ternyata, Klopp meraih kesuksesan di sepak bola. Dia bahkan mendapat pujian karena membuat revolusi sepak bola, meskipun hal tersebut tidak pernah ada dalam niatnya.
"Saya tidak pernah memberikan terlalu banyak untuk sepak bola, tetapi hanya untuk apa yang harus saya lakukan. Saya bahkan tidak pernah bermimpi memenangi liga. Tidak pernah," lanjut Klopp, yang sempat memperkuat Mainz 05 sebelum gantung sepatu sebagai pesepak bola profesional.
"Saya hampir tidak percaya bahwa keberuntunganku ketika mereka menunjuk saya sebagai manajer. Itulah yang saya terima dan nyatanya masih berjalan. Kemudian, hal yang hebat adalah terjadi all-German pada final Liga Champions 2013."
Sayang, masa jaya Klopp bersama Dortmund memudar pada musim lalu sehingga dia memutuskan mundur dari kursi pelatih raksasa Bundesliga tersebut.
Klopp kemudian menerima tantangan baru di Premier League bersama Liverpool, yang memecat Brendan Rodgers, karena performa tim yang buruk pada awal musim ini.
Pada 8 Oktober 2015, Klopp sepakat menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun di Anfield. Setelah debutnya hanya meraih hasil imbang, Klopp mulai memperlihatkan tanda-tanda The Reds akan kembali ke jalur yang diinginkan karena mereka mulai akrab dengan kemenangan, termasuk pekan lalu saat Liverpool menang 4-1 atas Manchester City di Etihad Stadium.
Memang, hasil pada pekan ke-13 itu tak menjadi jaminan Klopp bisa menyulap Liverpool menjadi juara pada musim ini karena perjalanan masih sangat panjang. Akan tetapi, patut kita tunggu bagaimana kiprah dan kejeniusannya membawa Si Merah kembali menjadi tim yang menakutkan di Inggris, bahkan Eropa.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Mirror |
Komentar